Dalam perjalanan menuju Austria untuk satu keperluan, Park Eun-young tanpa sengaja duduk di sebelah seorang perempuan Korea bernama Song Yi-na yang secara kebetulan melakukan sebuah hal yang pernah diberitahukan seseorang dari masa lalu kepadanya.
Begitu tiba, sempat terjadi kesalahpahaman dengan pria bernama Philip, yang mengira Eun-young adalah Yi-na yang mesti dijemputnya. Bahkan oleh Eun-young, yang bahasa Inggrisnya pas-pasan, Philip sempat dikira sebagai pencuri. Kehadiran Yi-na sendiri adalah untuk mewawancarai pianis Korea terkenal Yoon Jae-ha yang dikenal penyendiri.
Rupanya selain untuk mewawancara, Yi-na punya hubungan masa lalu dengan Jae-ha. Sayang, pria yang diharap bisa mengenalinya malah bersikap dingin. Sempat putus asa, Yi-na diingatkan oleh Philip yang adalah manajer Jae-ha bahwa bukan tidak mungkin perubahan sikap sang klien disebabkan oleh perpisahan keduanya yang telah berlangsung 15 tahun.
Saat mengantar Yi-na ke hotel, tanpa sengaja Philip bertemu lagi dengan Eun-young. Tertarik dengan sikap lugu gadis itu, Philip menawarkan diri sebagai pemandu untuk menemani Eun-young melihat-lihat kota Vienna yang indah. Sempat diwarnai sejumlah kejadian lucu, terutama karena komunikasi keduanya yang tidak lancar akibat perbedaan bahasa, Eun-young akhirnya diberikan tiket konser piano Jae-ha yang digelar di Salzburg.
Di perjalanan menuju Salzburg dengan menggunakan kereta, siapa sangka Eun-young malah satu ruangan dengan Jae-ha (yang memperkenalkan dirinya dengan nama Chris). Sempat jengkel dengan sikap Jae-ha yang jauh dari ramah, mereka akhirnya berkenalan dengan cara yang tidak biasa.
Dasar cuek, dinginnya sikap Jae-ha tidak membuat Eun-young diam namun malah terus berceloteh meski ia tahu pria Korea itu pelit bicara. Sebaliknya, keceriaan dan keisengan Eun-young membuat Jae-ha kembali mengingat suatu kenangan penting dari masa lalunya. Sebelum berpisah, gadis itu menyerahkan satu tiket konser yang diperolehnya dari Philip untuk Jae-ha.
Menghabiskan waktu berkeliling untuk melihat keindahan Salzburg dan kerajinan tangan kota tersebut, Eun-young dengan ragu-ragu masuk ke gedung konser yang begitu prestisius. Sempat dikejutkan oleh Philip yang muncul tiba-tiba dibelakangnya, gadis itu sempat ketar-ketir saat pria blasteran itu duduk di kursi yang seharusnya diduduki Jae-ha.
Namun dengan cepat, Philip mengungkapkan bahwa dirinya adalah manajer pianis yang bakal tampil dan bakal segera kembali ke belakang panggung. Bisa dibayangkan, bagaimana reaksi Eun-young saat melihat sang pianis adalah Chris alias Jae-ha yang dikenalnya di kereta.
Meninggalkan tempat konser sebelum acara selesai, Eun-young langsung tercekat begitu mendengar Chris memainkan alunan lagu yang sudah dikenalnya. Tanpa sadar, gadis itu terduduk sambil menahan tangis karena mengingat kenangan masa lalu yang begitu berkesan bersama seorang bocah laki-laki seumurnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar