Maestro Kang Gun Woo dan Kang Gun Woo Junior bersitegang di luar ruang latihan. Maestro Kang mendesak Gun Woo yang menurutnya berusaha terlihat ramah dan cool karena ditolak Duru Mi tapi di dalam hatinya sakit sehingga ingin menentangnya.
"Keluarkan dan menuntahkan saja semua beban untuk jadi orang ramah orang cool!", kata Maestro Kang
"Kalau begitu jangan datang ke sini lagi, jangan ikut campur atau jangan mengurusiku!"
Maestro Kang kaget dan bingung
"Lalu memang kau tidak ingin ikut festival?! kamu tidak bisa melakukan sendiri"
"Ini orkestraku! aku konduktornya!"
Maestro Kang terdiam kaget.
Tak lama kemudian pianis Ibu Seo datang. Pembicaraan mereka berhenti. Gun Woo masuk ke dalam. Maestro Kang memberi kode gerakan tubuh untuk menitipkan Gun Woo padanya.
Para pemain musik yang berada di dalam mendengarkan ketegangan antara kedua konduktor itu di luar. Gun Woo meminta maaf karena membuat suasana menjadi tiak enak. GUn Woo mengajak mereka berlatih. Dan Kali ini Gun Woo ingin mengganti lagu. Dia tidak lagi memainkan Emperor seperti saran Maestro Kang namun mengganti dengan pilihannya Tchaikovsky's Piano Concerto No. 1.
(aku juga lbh suka yang ini, keren, seleraku sama sama Gun Woo hihi) MEndengarkan Maestro Kang tidak bisa apa-apa lagi, dia pulang...
Keesokan harinya, Rumi bangun dengan kesal karena terlambat bangun. Dia merasa sebal alarmnya tidak berfungsi kali ini. Dia lal menyalakan message di teleponnya, lagi-lagi tidak bersuara, dia jadi tambah kesal. Lalu dia menyalakan CDnya. Lampu power menyala, CDnya berputar tapi tidak bersuara...Du Rumi mulai panik dan was-was...Dia lalu mencoba menyalakan alarm, alarm nya bergetar tapi dia tidak bisa mendengar suara apa-apa.
Rumi kalut lalu menangis, pendengarannya hilaaang...
Rumi ke tempat latihan Maestr. Dia dr luar ruang latihan meng-sms Maestro Kang, ingin bertemu sejenak. Tapi meastro Kang menjawab dia sibuk (kasian Rumi tiba-tiba tuli temen kencannya g peduli hiks). Rumi ingin bertemu tapi tidak enak.
Beberpa saat kemudian Maestro Kang meresa tidak enak, dia lalu menengok ke luar ruangan, tapi RUmi sudah tidak ada di sana.
Rumi lalu pergi ke rumah sakit. Saat itu harusnya Rumi latihan bersama Gun Woo. Senior Park meng-sms Rumi karena belum datang. Rumi berbohong bahwa dia ada perlu dengan orang tuanya. Seniornya meresa aneh karena ortu Rumi sedang pergi liburan. Gun Woo akhirnya menelepon RUmi langsung. Rumi sempat ragu menjawabnya karena dia tidak bisa mendengar. Rumi akhirnya mengangkatnya. Gun Woo langsung bicara.
"Kapan kamu mau datang? ktia jadi tidak bisa latihan bagian violin"
Rumi tidak bisa mendengarnya. Gun Woo heran RUmi tak langsung menjawab. Lalu terdengar Rumi bicara
"Aku sekarang sedang bersama ibuku"
"Tapi kudengar ibumu pergi liburan", jawab Gun Woo
Tapi Rumi malah langsung bicara lagi. Gun Woo merasa pembicaraan mereka tidak nyambung.
"Ada apa denganmu?|", Gun Woo merasa aneh
Namun bicara Rumi semakin tidak nyambung. Dari telepon Gun Woo mendengar seseorang memanggil RUmi. Rupanya suster memanggil Rumi tapi Rumi tak mendengar, malah Gun Woo yang mendengarnya.
"Nona Rumi silakan check up"
Gun Woo merasa Rumi sekarang berada di rumah sakit. Dia langsung cemas (Gun Woo memang OK, baik gini ko ditolak ya). Namun dia harus memimpin latihan dulu sekarang.
Rumi keluar dari ruang pemeriksaan. Dia sedih dan lemas karena dokter tadi mengatakan tumornya itu sudah memperngaruhi kedua pendengarannya. DOkter sementara hanya bisa memberinya obat untuk memperlambat efeknya. Dia lalu berjalan perlahan, di sekelilingnya semua membisu. DIa melihat anak-anak bernyanyi paduan suara. Dia sedih karena suara indah anak-anakpun tak bisa dia dengar. Tiba-tiba pendengarannya mulai kembali. dia bisa mendengar suara nyanyian anak-anak itu.
Rumi merasa mendengar suara keajaiban..dia terharu, menangis berderai air mata.
Malam itu Gun Woo yang cemas akan kondisi Rumi menunggu Rumi di jalan pulang. Begitu bertemu Rumi Gun Woo mengajukan pertanyaan unik yang cukup panjang untuk mengetesnya.
"Ayo coba ikuti perkataanku"
Rumi kali menjawab pertanyaannya dengan benar sambil tersenyum. Dia berkata bahwa sekarang dia bisa mendengar karena dokter memberinya obat untuk memperlambat efek tumornya.
"Apa maestro Kang tahu mengenai ini?", tanya Gun Woo
"Ya, dia jug apeduli ahanya aku tidak mau tergantung padanya", jawab Rumi bohong.
Rumi lalu berkata bahwa Maestro Kang sudah banyak beban dengan tuntutan 300 juta itu, dia ingin menjadi wanita tegar di sini mata maestro Kang.
Gun WOo pulang ke rumah, seperti biasa Maestro Kang sambil mengomel menasehati Gun Woo sambil sekali kali minta dilayani Gun Woo.
"Kamu jangan mengganungkan diri pada kejeniusanmu saja! Kamu perlu mendalaminya. Jika kau terus impulsif seperti ini, kau bisa menurunkan pertunjukkanya bahkan sampai ke level pertunjukkan anak TK"
Gun Woo dengan cuek meladeninya dan idak berkomentar sedikitpun Stelah itu dia hanya berkata singkat
"Tolong jaga Rumi, aku mohon". GUn Woo sepertinya khawatir maestro kang tak tahu apa-apa. Maesro Kang bingung dia pikir GUn Woo tak mendengarkan nasehatnya.
Gun Woo dan teman-teman telah merekam penampilan mereka dalam bentuk CD. Gun Woo menganarkan rekaman itu ke panitia pendaftaran fesival sebagai spertimbangan agar dierima ikut fesival. Namun sang panitia itu sok sibuk dan sok menerima telepon.
Gun Woo memohon agar panitia itu mau mendengarkan dan mempertimbangkannya (harusnya tunggu sampai dia neleponnya selesai kali).
Ha Yi deun khawatir akan keadaan Kakek Kim. Dia membawa Kakek ke rumah sakit dengan dalih untuk mengajak kakek berobat flu. Namun mendengar pertanyaan dokter akhirnya dia sadar dia dibawa untuk memeriksakan dementianya, penyakit yang selama ini berusaha dia sangkal dia menderita itu. Kakek Kim sempat kabur dari ruang pemeriksaan. Yi Deun berusaha membujuknya. Dia juga bertanya siapa Young Jo sebenarnya. Yi Deun sering dipanggil Young Jo saa kakek holang ingatannya. Ternyata Young Jo adalah anak kakek yang telah meninggal. Dia juga belajar flute, dia kecelakaan saat akan ikut lomba.
"Jadi karena itu kamu memnyuruhku ikut lomba, karena ingin mebawaku menjadi anakmu?"
Yi DEun tidak suka dia ingin diingat sebagai Ha Yi DEun.
"AKu akan mengingatmu Ha Yi Deun", kata Kakek, dia akhirnhya mau berobat.
Sudah satu minggu sejak Gun Woo memasukkan rekaman CD ke panitia komba, tetapi blom ada jawaban dari panitia. Mereka sering menelepon ke panitia, tapi mereka selalu beralasan bahwa panitia tidak ada di tempat.
Du Rumi pergi ke toko alat kesehatan dia memesan alat bantu dengar (hearing aid)
Sekertari Kim, mengetahui bahwa Mouse Orkestra pimpinan Gun Woo belum juga diterima menjadi peserta. Dia meminta Maestro Kang dengan pengaruhnya bisa membantu mereka. Maestro Kang malas karena sebelumnya Gun Woo pun tidak mau dia ikut campur.
Maestro Kang ada perlu menemui Ketua Panitia Festival. Berbeda dari Gun Woo, Maestro Kang sangat dikenal dan disambut dengan penuh hormat di sana.
Maestro Kang di mitan menunggu di ruang tamu. Saat menuju ke sana dia berpapasan dengan seorang cleaning service. Tiba-tiba matanya tertuju pada seonggok sampah yang ternyata adalah CD rekaman konser Gun Woo dan Mouse Orkestranya.
Ternyata panitia tidak mendengarkan sedikipun dan langsung membuangnya ke tong sampah. Maestro Kang emosi tapi dia ingat Gun Woo memperingatkannya untuk tidak ikut campur.
Maestro Kang akhirnya diterima panitia yang datang bersamanya kritikus musik. Maestro Kang ditanya mengenai rekaman konser.
"tapi aku hanya punya rekamanya dalam bentuk CD".Maestro Kang lalu menyerahkan CD Gun Woo untuk diputar.
Mereka berdua beberapa detik mendengarnya sudah merasakan kemegahan dalam musik itu dan interpretasi musiknya begitu baru dan segar. Mereka heran sepertinya style Kang Ma Eh berubah. Karena biasanya Kang Mae Eh strik pada versi asli.
"Eh aku salah memutar CD", katanya tiba-tiba berpura-pura. "Itu hanya rekaman para pemusik yang tidak profesional", pancingnya
"Memang permainan mereka seperti belum dipoles dan tidak sempurna, tapi punya jiwa yang kuat dalam musiknya", kata kritikus
"Ah mereka cuma para pemain yang teridiri dari bibi, pemain kabaret, anak SMA yang drop out dan konduktornya juga baru setengah tahun belajar musik", pancing Kang Mae lagi
Mereka berdua heran
"Apa betul baru level itu bisa menghasilkan musik seperti ini?! pemain profesional memang sempurana permainannaya tapi akadan kurang jiwa dalam musiknya".
Di tempat latihannya Gun Woo dan teman-temannya berlatih sambil tidak bisa konsentrasi. Mereka terus memandangi HP Gun Woo di meja dan menunggu pengumuman pendaftaran dengan harap-harap cemas. Lalu mereka melihat HP GUn Woo berdering, mereka pun antusias. Gun Woo menerima telepon dan dengan pura-pura kecewa akhirnya dia bersorak bahwa mereka di terima!
Gun Woo dan teman-temannya bergembira, mereka merayakannya sambil ditraktir Bae Yong Gi minum bir sebanyak-banyaknya. Mereka bertanya pada GUn Woo karena penasaran apa yang diucapkan panitia itu padanya. Gun Woo berkata bahka ketua komite sendiri yang memuji permainan mereka
"Dan katanya terutama konduktornya , dia bagus", kata GUn Woo puas
Rumi sempat beranya-tanya apa Maestro Kang turut membantu mereka? Rumi lalu pamit.
Mereka tiba-terba teringat Maestro Kang. Mereka memintaGun Woo berbaikan dengannya karena bagaimanapun beliau adalah guru mereka.
Mereka lalu bersulang minum. Bibi Jung Hee Yun masih prihatin soal Gun Woo yang baru saja ditolak Rumi. Gun Woo berkata dia berusaha dengan baik mengatasi hal itu dengan sportif. Teman-temannya mendukung Gun Woo mereka kembali bersulang.
Rumi lalu meng-sms Kang Ma Eh
"Guru apa betul kamu sama sekali tidak membantu Kami? Guru , sudahkan kamu berbaikan dengan Gun Woo? Sebagai yang lebih tua harusnya Guru mengajaknya berbaika duluan"
Maestro Kang lalu menelepon Rumi. Dia menanyakan kondisi telinga Rumi. Maestro Kang mengingatkan kalau dia sudah mulai tuli sebaiknya dia jangan sok dan keras kepala lagi dan berhenti main musik.
Malam itu Gun Woo pulang ke rumah dalam keadaan ragu. Maestro Kang juga sebenarnya ingin berbaikan dengan Gun Woo tetapi masih gengsi. Mereka berpapasan tapi tidak jadi saling menyapa.
Akhirnya GUn Woo mendahului dan mengajak Maestro Kang main poker. mereka menghabiskan waktu maen poker, mereka bertaruh dengan uang.
Sambil bermain tiba-tiba Gun Woo mengajukan pertanyaan yang pernah dia ajukan pada maestro Kang 10 tahun lalu saat dia pertama kali bertemu
"Jika musik klasik adalah kolom persegi yang dikosongkan maka apa jawabannya? (Gun Woo mendapat pertanyaan mengenai pengertian musik klasik dan jawabannya harus diisi di kotak/kolom kosong yang ada di lembar kerjanya)"
"Kamu mau menginterview aku ya lihat saja di buku?!", jawab Kang Ma Eh
Gun Woo meresa Kang Ma Eh sudah berubah jawabannya berbeda dari 10 tahun lalu. Tapi Maestro Kang sama sekali tidak inget kejadian itu.
"Dulu guru menjawab Saya pikir bukan lingkaran!", ingat Gun Woo tersenyum.
Maestro Kang kembali mengingatkannya bahwa Mozart dikatakan jenius karena dia selalu tidak puas apa yang dia capai.
Gun Woo lalu berkata bahwa sebenarnya selama ini dia mendengar dan mengingat apa yang dikatakan Kang Ma Eh padanya cuma karena gengsi dia pura-pura tak mendengar.
Mereka terus bermain sambil bertaruh Sampai akhirnya maestro Kang pun mempertaruhkan tongkat konduktornya.
Gun Woo menang, dia merasa ragu mengambil taruhannya,
"Apa karena tongkat itu kupakai pada debu pertamaku kau tidak mau menerimanya?"
Maestro Kang juga berkata dia tidak bisa membantunya sekarang, dia ingin Gun Woo mengambilnya karena dia tahu Gun Woo perlu uang untuk orkestranya.
Gun Woo akhirnya mengambil taruhan yang dimenangkannya.
Hari konser pun tiba. Mereka akan melakukan konser di luar ruangan. Kakek Kim tiba-tiba kehilangan ingatannya lagi. Kali ini teman-teman membujuk Ha Yi Deun untuk membiarkan hal itu terjadi dan jangan terlalu memaksa Kakek Kim. Akhirnya Yi Deun pun masuk menemui Kakek dan memeluknya. Dia mau kali ini berpura-pura menjadi Young Jo, anak Kakek yang telah lama meninggal. Yi Deun memeluknya sambil menangis
Ketua Panitia Konser menemui Kang Gun Woo junior. Mereka bicara berdua. Dia berkata bahwa Maestro Kang pasti sangat mendukung mereka.
"Walau dia erus berbicara mengenai kelemahan kalian tapi saya tahu dia secara penuh mendukung kalian dengan segenap hatinya"
Gun Woo kaget tak menyangka mendengarnya. Dia masih mengira mereka berhasil karena usaha mereka. Mereka juga menyinggung pianis kenamaan Suh Hye Kung yang pastinya direkomendasikan oleh Maestro Kang untuk bergabung dengan orkestranya. Gun Woo kali ini lebih kaget lagi.
Gun Woo langsung menemui Maestro Kang yang juga tengah menenangkan diri mempersiapkan diri untuk konser di dalam ruang. Gun Woo protes karena ternyata Maestro Kang membantu mereka.
"Aku melihat CD itu di tempat sampah, masa aku harus membiarkan begitu saja. Bagaimanapu kalian ada lah tanggung jawabku!"
Tapi Gun Woo merasa Kang Mae Eh tidak tulus dan jujur apa adanya lagi.
"Saya pikir tadinya ANda benar-benar peduli pada kami. Aku tak mengerti bagaimana sebenarnya dirimu Anda itu". Kata Gun Woo kecewa
Maestro Kang berdalih hal yang terjadi belakangan ini harus berurusan dengan pemain kabaret yang payah, Gun Woo yang keras kepala sudah berada jauh dari batas toleransi kesabarannya.
"Apa cara bicara Anda seperti ini juga saat Rumi kehilangan pendengarannya?"
Maestro Kang kaget "Dia tak mendengar?"
"Jadi kau juga tidak tahu?!" Gun Woo heran
Maestro Kang merasa bodoh tp dia berusaha menutup nutpi
"Toh akhirnya dia juga tetap akan kehilangan pendengarannya"
GUn Woo benar-benar kecewa pada Maestro Kang.
"Saya mulai membenci Rumi karena saya tidak mengerti mengapa dia bisa mencintai orang seperti Anda", sindir Gun Woo. "Terimakasih , Karena untuk pertama kalinya saya jadi ingin MENANG dari Anda"
Gun Woo lalu mendekati Maestro Kang dan mengembalikan lagi tongkat Konduktor yang baru dimenangkannya.
"Keluarkan dan menuntahkan saja semua beban untuk jadi orang ramah orang cool!", kata Maestro Kang
"Kalau begitu jangan datang ke sini lagi, jangan ikut campur atau jangan mengurusiku!"
Maestro Kang kaget dan bingung
"Lalu memang kau tidak ingin ikut festival?! kamu tidak bisa melakukan sendiri"
"Ini orkestraku! aku konduktornya!"
Maestro Kang terdiam kaget.
Tak lama kemudian pianis Ibu Seo datang. Pembicaraan mereka berhenti. Gun Woo masuk ke dalam. Maestro Kang memberi kode gerakan tubuh untuk menitipkan Gun Woo padanya.
Para pemain musik yang berada di dalam mendengarkan ketegangan antara kedua konduktor itu di luar. Gun Woo meminta maaf karena membuat suasana menjadi tiak enak. GUn Woo mengajak mereka berlatih. Dan Kali ini Gun Woo ingin mengganti lagu. Dia tidak lagi memainkan Emperor seperti saran Maestro Kang namun mengganti dengan pilihannya Tchaikovsky's Piano Concerto No. 1.
(aku juga lbh suka yang ini, keren, seleraku sama sama Gun Woo hihi) MEndengarkan Maestro Kang tidak bisa apa-apa lagi, dia pulang...
Keesokan harinya, Rumi bangun dengan kesal karena terlambat bangun. Dia merasa sebal alarmnya tidak berfungsi kali ini. Dia lal menyalakan message di teleponnya, lagi-lagi tidak bersuara, dia jadi tambah kesal. Lalu dia menyalakan CDnya. Lampu power menyala, CDnya berputar tapi tidak bersuara...Du Rumi mulai panik dan was-was...Dia lalu mencoba menyalakan alarm, alarm nya bergetar tapi dia tidak bisa mendengar suara apa-apa.
Rumi kalut lalu menangis, pendengarannya hilaaang...
Rumi ke tempat latihan Maestr. Dia dr luar ruang latihan meng-sms Maestro Kang, ingin bertemu sejenak. Tapi meastro Kang menjawab dia sibuk (kasian Rumi tiba-tiba tuli temen kencannya g peduli hiks). Rumi ingin bertemu tapi tidak enak.
Beberpa saat kemudian Maestro Kang meresa tidak enak, dia lalu menengok ke luar ruangan, tapi RUmi sudah tidak ada di sana.
Rumi lalu pergi ke rumah sakit. Saat itu harusnya Rumi latihan bersama Gun Woo. Senior Park meng-sms Rumi karena belum datang. Rumi berbohong bahwa dia ada perlu dengan orang tuanya. Seniornya meresa aneh karena ortu Rumi sedang pergi liburan. Gun Woo akhirnya menelepon RUmi langsung. Rumi sempat ragu menjawabnya karena dia tidak bisa mendengar. Rumi akhirnya mengangkatnya. Gun Woo langsung bicara.
"Kapan kamu mau datang? ktia jadi tidak bisa latihan bagian violin"
Rumi tidak bisa mendengarnya. Gun Woo heran RUmi tak langsung menjawab. Lalu terdengar Rumi bicara
"Aku sekarang sedang bersama ibuku"
"Tapi kudengar ibumu pergi liburan", jawab Gun Woo
Tapi Rumi malah langsung bicara lagi. Gun Woo merasa pembicaraan mereka tidak nyambung.
"Ada apa denganmu?|", Gun Woo merasa aneh
Namun bicara Rumi semakin tidak nyambung. Dari telepon Gun Woo mendengar seseorang memanggil RUmi. Rupanya suster memanggil Rumi tapi Rumi tak mendengar, malah Gun Woo yang mendengarnya.
"Nona Rumi silakan check up"
Gun Woo merasa Rumi sekarang berada di rumah sakit. Dia langsung cemas (Gun Woo memang OK, baik gini ko ditolak ya). Namun dia harus memimpin latihan dulu sekarang.
Rumi keluar dari ruang pemeriksaan. Dia sedih dan lemas karena dokter tadi mengatakan tumornya itu sudah memperngaruhi kedua pendengarannya. DOkter sementara hanya bisa memberinya obat untuk memperlambat efeknya. Dia lalu berjalan perlahan, di sekelilingnya semua membisu. DIa melihat anak-anak bernyanyi paduan suara. Dia sedih karena suara indah anak-anakpun tak bisa dia dengar. Tiba-tiba pendengarannya mulai kembali. dia bisa mendengar suara nyanyian anak-anak itu.
Rumi merasa mendengar suara keajaiban..dia terharu, menangis berderai air mata.
Malam itu Gun Woo yang cemas akan kondisi Rumi menunggu Rumi di jalan pulang. Begitu bertemu Rumi Gun Woo mengajukan pertanyaan unik yang cukup panjang untuk mengetesnya.
"Ayo coba ikuti perkataanku"
Rumi kali menjawab pertanyaannya dengan benar sambil tersenyum. Dia berkata bahwa sekarang dia bisa mendengar karena dokter memberinya obat untuk memperlambat efek tumornya.
"Apa maestro Kang tahu mengenai ini?", tanya Gun Woo
"Ya, dia jug apeduli ahanya aku tidak mau tergantung padanya", jawab Rumi bohong.
Rumi lalu berkata bahwa Maestro Kang sudah banyak beban dengan tuntutan 300 juta itu, dia ingin menjadi wanita tegar di sini mata maestro Kang.
Gun WOo pulang ke rumah, seperti biasa Maestro Kang sambil mengomel menasehati Gun Woo sambil sekali kali minta dilayani Gun Woo.
"Kamu jangan mengganungkan diri pada kejeniusanmu saja! Kamu perlu mendalaminya. Jika kau terus impulsif seperti ini, kau bisa menurunkan pertunjukkanya bahkan sampai ke level pertunjukkan anak TK"
Gun Woo dengan cuek meladeninya dan idak berkomentar sedikitpun Stelah itu dia hanya berkata singkat
"Tolong jaga Rumi, aku mohon". GUn Woo sepertinya khawatir maestro kang tak tahu apa-apa. Maesro Kang bingung dia pikir GUn Woo tak mendengarkan nasehatnya.
Gun Woo dan teman-teman telah merekam penampilan mereka dalam bentuk CD. Gun Woo menganarkan rekaman itu ke panitia pendaftaran fesival sebagai spertimbangan agar dierima ikut fesival. Namun sang panitia itu sok sibuk dan sok menerima telepon.
Gun Woo memohon agar panitia itu mau mendengarkan dan mempertimbangkannya (harusnya tunggu sampai dia neleponnya selesai kali).
Ha Yi deun khawatir akan keadaan Kakek Kim. Dia membawa Kakek ke rumah sakit dengan dalih untuk mengajak kakek berobat flu. Namun mendengar pertanyaan dokter akhirnya dia sadar dia dibawa untuk memeriksakan dementianya, penyakit yang selama ini berusaha dia sangkal dia menderita itu. Kakek Kim sempat kabur dari ruang pemeriksaan. Yi Deun berusaha membujuknya. Dia juga bertanya siapa Young Jo sebenarnya. Yi Deun sering dipanggil Young Jo saa kakek holang ingatannya. Ternyata Young Jo adalah anak kakek yang telah meninggal. Dia juga belajar flute, dia kecelakaan saat akan ikut lomba.
"Jadi karena itu kamu memnyuruhku ikut lomba, karena ingin mebawaku menjadi anakmu?"
Yi DEun tidak suka dia ingin diingat sebagai Ha Yi DEun.
"AKu akan mengingatmu Ha Yi Deun", kata Kakek, dia akhirnhya mau berobat.
Sudah satu minggu sejak Gun Woo memasukkan rekaman CD ke panitia komba, tetapi blom ada jawaban dari panitia. Mereka sering menelepon ke panitia, tapi mereka selalu beralasan bahwa panitia tidak ada di tempat.
Du Rumi pergi ke toko alat kesehatan dia memesan alat bantu dengar (hearing aid)
Sekertari Kim, mengetahui bahwa Mouse Orkestra pimpinan Gun Woo belum juga diterima menjadi peserta. Dia meminta Maestro Kang dengan pengaruhnya bisa membantu mereka. Maestro Kang malas karena sebelumnya Gun Woo pun tidak mau dia ikut campur.
Maestro Kang ada perlu menemui Ketua Panitia Festival. Berbeda dari Gun Woo, Maestro Kang sangat dikenal dan disambut dengan penuh hormat di sana.
Maestro Kang di mitan menunggu di ruang tamu. Saat menuju ke sana dia berpapasan dengan seorang cleaning service. Tiba-tiba matanya tertuju pada seonggok sampah yang ternyata adalah CD rekaman konser Gun Woo dan Mouse Orkestranya.
Ternyata panitia tidak mendengarkan sedikipun dan langsung membuangnya ke tong sampah. Maestro Kang emosi tapi dia ingat Gun Woo memperingatkannya untuk tidak ikut campur.
Maestro Kang akhirnya diterima panitia yang datang bersamanya kritikus musik. Maestro Kang ditanya mengenai rekaman konser.
"tapi aku hanya punya rekamanya dalam bentuk CD".Maestro Kang lalu menyerahkan CD Gun Woo untuk diputar.
Mereka berdua beberapa detik mendengarnya sudah merasakan kemegahan dalam musik itu dan interpretasi musiknya begitu baru dan segar. Mereka heran sepertinya style Kang Ma Eh berubah. Karena biasanya Kang Mae Eh strik pada versi asli.
"Eh aku salah memutar CD", katanya tiba-tiba berpura-pura. "Itu hanya rekaman para pemusik yang tidak profesional", pancingnya
"Memang permainan mereka seperti belum dipoles dan tidak sempurna, tapi punya jiwa yang kuat dalam musiknya", kata kritikus
"Ah mereka cuma para pemain yang teridiri dari bibi, pemain kabaret, anak SMA yang drop out dan konduktornya juga baru setengah tahun belajar musik", pancing Kang Mae lagi
Mereka berdua heran
"Apa betul baru level itu bisa menghasilkan musik seperti ini?! pemain profesional memang sempurana permainannaya tapi akadan kurang jiwa dalam musiknya".
Di tempat latihannya Gun Woo dan teman-temannya berlatih sambil tidak bisa konsentrasi. Mereka terus memandangi HP Gun Woo di meja dan menunggu pengumuman pendaftaran dengan harap-harap cemas. Lalu mereka melihat HP GUn Woo berdering, mereka pun antusias. Gun Woo menerima telepon dan dengan pura-pura kecewa akhirnya dia bersorak bahwa mereka di terima!
Gun Woo dan teman-temannya bergembira, mereka merayakannya sambil ditraktir Bae Yong Gi minum bir sebanyak-banyaknya. Mereka bertanya pada GUn Woo karena penasaran apa yang diucapkan panitia itu padanya. Gun Woo berkata bahka ketua komite sendiri yang memuji permainan mereka
"Dan katanya terutama konduktornya , dia bagus", kata GUn Woo puas
Rumi sempat beranya-tanya apa Maestro Kang turut membantu mereka? Rumi lalu pamit.
Mereka tiba-terba teringat Maestro Kang. Mereka memintaGun Woo berbaikan dengannya karena bagaimanapun beliau adalah guru mereka.
Mereka lalu bersulang minum. Bibi Jung Hee Yun masih prihatin soal Gun Woo yang baru saja ditolak Rumi. Gun Woo berkata dia berusaha dengan baik mengatasi hal itu dengan sportif. Teman-temannya mendukung Gun Woo mereka kembali bersulang.
Rumi lalu meng-sms Kang Ma Eh
"Guru apa betul kamu sama sekali tidak membantu Kami? Guru , sudahkan kamu berbaikan dengan Gun Woo? Sebagai yang lebih tua harusnya Guru mengajaknya berbaika duluan"
Maestro Kang lalu menelepon Rumi. Dia menanyakan kondisi telinga Rumi. Maestro Kang mengingatkan kalau dia sudah mulai tuli sebaiknya dia jangan sok dan keras kepala lagi dan berhenti main musik.
Malam itu Gun Woo pulang ke rumah dalam keadaan ragu. Maestro Kang juga sebenarnya ingin berbaikan dengan Gun Woo tetapi masih gengsi. Mereka berpapasan tapi tidak jadi saling menyapa.
Akhirnya GUn Woo mendahului dan mengajak Maestro Kang main poker. mereka menghabiskan waktu maen poker, mereka bertaruh dengan uang.
Sambil bermain tiba-tiba Gun Woo mengajukan pertanyaan yang pernah dia ajukan pada maestro Kang 10 tahun lalu saat dia pertama kali bertemu
"Jika musik klasik adalah kolom persegi yang dikosongkan maka apa jawabannya? (Gun Woo mendapat pertanyaan mengenai pengertian musik klasik dan jawabannya harus diisi di kotak/kolom kosong yang ada di lembar kerjanya)"
"Kamu mau menginterview aku ya lihat saja di buku?!", jawab Kang Ma Eh
Gun Woo meresa Kang Ma Eh sudah berubah jawabannya berbeda dari 10 tahun lalu. Tapi Maestro Kang sama sekali tidak inget kejadian itu.
"Dulu guru menjawab Saya pikir bukan lingkaran!", ingat Gun Woo tersenyum.
Maestro Kang kembali mengingatkannya bahwa Mozart dikatakan jenius karena dia selalu tidak puas apa yang dia capai.
Gun Woo lalu berkata bahwa sebenarnya selama ini dia mendengar dan mengingat apa yang dikatakan Kang Ma Eh padanya cuma karena gengsi dia pura-pura tak mendengar.
Mereka terus bermain sambil bertaruh Sampai akhirnya maestro Kang pun mempertaruhkan tongkat konduktornya.
Gun Woo menang, dia merasa ragu mengambil taruhannya,
"Apa karena tongkat itu kupakai pada debu pertamaku kau tidak mau menerimanya?"
Maestro Kang juga berkata dia tidak bisa membantunya sekarang, dia ingin Gun Woo mengambilnya karena dia tahu Gun Woo perlu uang untuk orkestranya.
Gun Woo akhirnya mengambil taruhan yang dimenangkannya.
Hari konser pun tiba. Mereka akan melakukan konser di luar ruangan. Kakek Kim tiba-tiba kehilangan ingatannya lagi. Kali ini teman-teman membujuk Ha Yi Deun untuk membiarkan hal itu terjadi dan jangan terlalu memaksa Kakek Kim. Akhirnya Yi Deun pun masuk menemui Kakek dan memeluknya. Dia mau kali ini berpura-pura menjadi Young Jo, anak Kakek yang telah lama meninggal. Yi Deun memeluknya sambil menangis
Ketua Panitia Konser menemui Kang Gun Woo junior. Mereka bicara berdua. Dia berkata bahwa Maestro Kang pasti sangat mendukung mereka.
"Walau dia erus berbicara mengenai kelemahan kalian tapi saya tahu dia secara penuh mendukung kalian dengan segenap hatinya"
Gun Woo kaget tak menyangka mendengarnya. Dia masih mengira mereka berhasil karena usaha mereka. Mereka juga menyinggung pianis kenamaan Suh Hye Kung yang pastinya direkomendasikan oleh Maestro Kang untuk bergabung dengan orkestranya. Gun Woo kali ini lebih kaget lagi.
Gun Woo langsung menemui Maestro Kang yang juga tengah menenangkan diri mempersiapkan diri untuk konser di dalam ruang. Gun Woo protes karena ternyata Maestro Kang membantu mereka.
"Aku melihat CD itu di tempat sampah, masa aku harus membiarkan begitu saja. Bagaimanapu kalian ada lah tanggung jawabku!"
Tapi Gun Woo merasa Kang Mae Eh tidak tulus dan jujur apa adanya lagi.
"Saya pikir tadinya ANda benar-benar peduli pada kami. Aku tak mengerti bagaimana sebenarnya dirimu Anda itu". Kata Gun Woo kecewa
Maestro Kang berdalih hal yang terjadi belakangan ini harus berurusan dengan pemain kabaret yang payah, Gun Woo yang keras kepala sudah berada jauh dari batas toleransi kesabarannya.
"Apa cara bicara Anda seperti ini juga saat Rumi kehilangan pendengarannya?"
Maestro Kang kaget "Dia tak mendengar?"
"Jadi kau juga tidak tahu?!" Gun Woo heran
Maestro Kang merasa bodoh tp dia berusaha menutup nutpi
"Toh akhirnya dia juga tetap akan kehilangan pendengarannya"
GUn Woo benar-benar kecewa pada Maestro Kang.
"Saya mulai membenci Rumi karena saya tidak mengerti mengapa dia bisa mencintai orang seperti Anda", sindir Gun Woo. "Terimakasih , Karena untuk pertama kalinya saya jadi ingin MENANG dari Anda"
Gun Woo lalu mendekati Maestro Kang dan mengembalikan lagi tongkat Konduktor yang baru dimenangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar