"Kenapa dinding penjara bisa begitu mudah hancur?!" seru Shi Wan marah-marah.
Shi Hoo mengamati air kolam yang sudah habis, kemudian berjalan menuju penjara. Di
Lagi-lagi Iljimae menyelamatkan warga dan berhasil memulangkan Jung Myung Seo dan Jung Yi Jong ke Cing. Popularitas Iljimae makin meningkat dikalangan masyarakat.
Mendengar itu, Swe Dol berlari ke rumah tabib Song untuk menlihat Ryung.
"Ini aneh." ujar tabib Song pada Swe Dol. "Lukanya sudah hampir sembuh, tapi kenapa tiba-tiba jadi parah begini hanya dalam waktu satu malam?"
Swe Dol tidak menjawab dan hanya bisa menangis sedih.
"Apa kau menangis?" tanya tabib Song.
"Tidak." jawab Swe Dol berbohong seraya mengusap air matanya.
"Kau ini.. Tenang saja, putramu tidak akan mati." hibur tabib Song.
Ryung memejamkan mata dan menangis.
Pihak istana dibuat kalang kabut dengan masalah Jung Myung Seo ini. Banyak pihak yang bertanya mengapa istana membiarkan sikap semena-mena Jung Myung Seo pada rakyat. Bukan hanya itu. Karena pihak istana tidak menepati janji pada rakyat untuk menghukum Jung Yi Jong, maka banyak warga yang melakukan protes di depan kedutaan Cing.
"Kita tidak punya pilihan lain selain memulangkan Jung Myung Seo." ujar Byun Shik.
"Menangkap dan menginterogasi rakyat, serta salah menuduh rakyat sebagai sekutu Iljimae merupakan kejahatan yang sangat serius." kata Raja. Ia akhirnya TERPAKSA memutuskan untuk memulangkan Jung Myung Seo dan putranya kembali ke negeri Cing dengan alasan melakukan tindakan semena-mena pada rakyat Chosun. Selain itu, Raja juga TERPAKSA merombak ulang sistem pemerintahan. Para pejabat seperti Lee Myung, yang menggunakan jabatan untuk kepentingannya sendiri, Jung Hyun Kyu, Kim Woo Jin, dan Oh Gak Soo akan diturunkan dari jabatannya untuk membayar kesalahan mereka pada rakyat.
"Bajingan Iljimae..." gumam Raja, merasa tertekan. "Beraninya kau..."
Rakyat sangat senang melihat kepergian Jung Myung Seo dan putranya.
"Ini semua berkat Iljimae." kata Hee Bong. "Aku akan mengangkatnya menjadi kakakku."
Swe Dol tersenyum bangga.
"Iljimae ada raja kita!" kata ayah Heung Kyun. "Dia adalah matahari yang bersinar untuk kita."
Kong He terdiam, kata-kata itu mengingatkannya pada sesuatu. "Raja? Apakah itu berarti..."
"Bagaimana mungkin ada 2 matahari di langit yang sama?" Kong He teringat Raja pernah berkata pada Lee Won Ho sebelum membunuhnya.
"Dimataku, dia adalah matahari yang bersinar, yang menebarkan kehangatan di hati rakyat." Kong He teringat si peramal buta pernah berkata. "Dia dihormati oleh seluruh rakyat."
Putra Mahkota, anak Raja, dan istrinya telah kembali dari perjalanannya. Raja menyambut mereka dengan hangat, namun pada kenyataannya ia merasa terancam.
"Jung Myung Seo telah kembali ke Cing dan pada saat yang sama Putra Mahkota kembali kemari." kata Raja pada Byun Shik. "Aku yakin pemerintah Cing melakukan perjanjian dengan Putra Mahkota untuk menjatuhkan aku dari tahta. Sangat sulit untukku menduduki tahta ini dan sangat sulit pula untuk mempertahankannya. Aku tidak akan pernah menyerahkan tahta ini pada siapapun."
Ryung mendapatkan kabar baik. Heung Kyun telah diterima bekerja di istana sebagai pembuat sepatu untuk anggota kerajaan
"Kau sangat hebat, kakak!" seru Ryung senang.
"Aku pasti akan merindukan kak Heung Kyun." ujar Dae Shi sedih.
"Aku pasti akan sering keluar membeli bahan untuk membuat sepatu." kata Heung Kyun.
"Selamat! Selamat!" seru ayah Heung Kyun menggebu-gebu. "Selain itu, kita juga punya kabar baik yang lain." Ia menunjuk ke arah Kong He dan Shim Deok yang sedang mesra-mesranya. "Mereka akan segera merayakan pernikahan."
"Pesta pernikahan?" seru Ryung kaget. "Mereka terlalu tua untuk menikah! Sangat memalukan!"
Ayah Heung Kyun berkata pada Ryung agar dia merencanakan sesuatu untuk kedua orang tuanya, Swe Dol dan Dan Ee.
"Merencanakan apa?" tanya Ryung, sama sekali tidak sensitif. "Oh! Apa maksudmu kedua orang tuaku tinggal bersama tanpa pernah mengadakan pesta pernikahan?"
"Bukan itu maksudku." kata ayah Heung Kyun. "Maksudku.. mereka... maksudku kau harus merencanakan sesuatu agar mereka menghabiskan malam sebagai sepasang suami istri. Itulah kewajiban seorang anak."
Ryung menemui Dan Ee. "Ibu, aku dengar kau dan ayah tidak pernah mengadakan pesta pernikahan." kata Ryung.
"Kenapa tiba-tiba membicarakan hal itu?"
"Kenapa kau tidak pernah bilang padaku?" tanya Ryung, tersenyum. "Jangan khawatir, ibu! Aku akan... Setelah lenganku sembuh, aku akan meminjam uang dari geng ajik dan menyiapkan pesta pernikahan yang besar untuk kalian!"
"Apa yang akan kau lakukan dengan uang kotor itu? Kau belum keluar dari geng itu?"
"Ibu, aku hanya ingin menjalankan kewajibanku sebagai seorang anak." Ryung berkata memelas. "Jika kau tidak suka, aku akan..."
Ryung bangkit dari duduknya dan beranjak pergi. Dan Ee kemudian mengeluarkan sekantung uang.
"Apa ini, Ibu?" tanya Ryung. Dan Ee tidak menjawab. Ryung tersenyum, menggoda Dan Ee. "Aaahh... ibu ternyata sudah mempersiapkan ini, ya? Berapa lama ibu menabung uang sebanyak ini? Ibu, aku pasti akan mengganti uang ini. Mulai sekarang, calon pengantin tidak perlu melakukan apa-apa."
"Ingat, kau harus mempersiapkan semuanya dengan benar." ujar Dan Ee, mencoba tidak terlihat malu-malu.
"Aku mengerti, ibu!" kata Ryung, beranjak mencari Swe Dol.
Swe Dol sedang berada di dapur, menangis seorang diri.
"Ini semua salahku." tangisnya. "Akulah yang menyebabkan karma ini. Ryung-ku yang
Tiba-tiba Ryung membuka pintu. "Ayah, apa yang kau lakukan di situ?"
Swe Dol menghapus air matanya. "
"Apa ayah sudah dengar kalau paman Kong He dan bibi Shim Deok akan menikah?" tanya Ryung. "Lihat! Ayah iri pada mereka. Jangan khawatir ayah, kau masih memiliki putramu, Ryung. Aku akan menyiapkan pesta pernikahan untukmu dan Dan Ee."
"Pernikahan apa?" protes Swe Dol. "Kami sudah terlalu tua. Jika kau bosan dan tidak ada kerjaan, lebih baik tidur saja."
"Bukan begitu ayah, aku ingin..."
"Jangan ribut!" bentak Swe Dol. "Kau tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok!" Lalu pergi keluar dan meninggalkan Ryung.
"Benar. Kita memang tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi besok." gumam Ryung sedih. "Tapi paling tidak, aku ingin memberi sebuah pesta pernikahan untuk ayah dan ibu. Dengan begitu, aku bisa merasa sedikit lega."
Ryung dan kawan-kawannya mulai merencanakan tugas masing-masing untuk persiapan pernikahan Dan Ee dan Swe Dol.
"Aku dan Heung Kyun akan menyiapkan pakaian pengantin dan mengatur jalannya pesta pernikahan." kata ayah Heung Kyun.
"Aku akan mengurus makanan dan minuman." kata Shim Deok.
"Kami akan membuat malam pengantin mereka lebih menggairahkan." kata Kong He dan Bong Soon.
"Aku akan menyiapkan pertunjukan hiburan." ujar Dae Shi.
Swe Dol tiba-tiba muncul dan bertanya apa yang mereka lakukan. Ryung dan yang lainnya bergegas bubar dan melakukan kegiatan masing-masing. Swe Dol terheran-heran melihat tingkah mereka.
Eun Chae mendengar tentang pesta pernikahan itu dan menawarkan penginapannya sebagai tempat perayaan pesta.
Pemburu Jang dan putranya datang ke kedai dan membawakan babi hutan untuk makanan di pesta pernikahan nanti.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Dan Ee, melihat Swe Dol duduk diam di depan rumah.
"Mereka tidak mau bermain denganku." kata Swe Dol. Ia mengangkat ketiaknya. "Apa bau badanku aneh?"
Dan Ee tidak menjawab. Swe Dol melihat pakaian yang dibawa Dan Ee. "Apa kau menjahitkan pakaian pengantin untuk Kong He?"
Dan Ee diam saja dan masuk ke rumah.
"Ya Tuhan! Bahkan Dan Ee memperlakukan aku seperti itu? Apa aku melakukan sesuatu yang salah? Badanku tidak bau,
Ayah Seung Seung memberi tahu Shi Hoo bahwa Swe Dol dan Dan Ee akan menikah besok. Ia meminta Shi Hoo untuk datang, namun Shi Hoo menolak. "Aku tidak ingin datang ke acara seperti itu." tolaknya dingin.
Heung Kyun sedang bekerja di istana. Ia bertanya-tanya dalam hati apakah persiapan pesta pernikahan berjalan lancar. Tidak sengaja tangannya tertusuk pisau dan berdarah. Ia bergegas pergi ke ruang obat untuk mengobati tangannya.
Tiba-tiba seseorang berjalan masuk. Heung Kyung bersembunyi.
Pria itu membuka salah satu laci obat dan mengambil sesuatu dari dalam laci tersebut dengan diam-diam, lalu berjalan pergi.
"Dia adalah tabib istana." gumam Heung Kyun. "Kudengar Putra Mahkota sedang sakit. Obat apa yang diambilnya diam-diam?"
Heung Kyun penasaran dan membuka laci. Laci itu ternyata berisi bagol, sejenis ramuan berbahaya yang bisa menyebabkan kematian.
Ryung menyiapkan air di dalam bak agar Swe Dol bisa mandi. "Ayah bilang semua orang menghindari ayah,
Ryung membantu Swe Dol mandi. "Ayah, kanapa kau sangat kurus?" tanya Ryung sedih. "Kau pasti sangat lelah karena membesarkan aku."
"Ada apa? Kenapa tiba-tiba berkata seperti itu?" tanya Swe Dol. "Lihat, aku jadi merinding."
"Ayah, jika... aku tidak lagi ada di dunia ini, kau harus hidup bahagia dengan Dan Ee. Janji?"
Swe Dol menjadi sedih, namun tetap bicara dengan nada santai. "Apa kau akan mati atau semacamnya? Sekarang giliranmu. Jika aku sudah tidak ada di dunia ini, kau harus hidup bahagia dengan ibumu. Mengerti?"
Ryung tertawa pahit, menahan tangis. "Bagaimana aku bisa hidup tanpamu?"
"Aku juga tidak bisa hidup tanpa Ryung!" seru Swe Dol. "Bisakah kau menggosok badanku lebih keras?"
"Maafkan aku, Ayah." gumam Ryung dalam hati.
"Kau pasti sangat menderita, Putraku." ujar Swe Dol dalam hati.
Hari pernikahan tiba. Ryung dan yang lainnya sibuk mempersiapkan segala sesuatu di penginapan Eun Chae untuk pernikahan.
Ryung menjemput Swe Dol dan menyuruhnya mengenakan pakaian yang dijahitkan Dan Ee.
"Ini pakaian milik Kong He." kata Swe Dol. "Ibumu akan marah jika aku memakainya."
"Dan Ee khawatir bahwa pakaian ini terlalu kecil untuk Kong He."
"Benarkah? Dan Ee tidak pernah membuat kesalahan sebelumnya." ujar Swe Dol seraya memakai pakaian tersebut. "Ini pas sekali untukku. Tunggu! Pakaian ini terlalu kecil jika dipakai oleh Kong He."
Tiba-tiba Hee Bong keluar dari persembunyiannya dan menutup kepala Swe Dol dengan kain. "Apa yang kau lakukan?" teriak Swe Dol panik.
Hee Bong membopong Swe Dol menuju penginapan Eun Chae. Swe Dol berteriak-teriak di sepanjang jalan.
Ryung membuka penutup kepala Swe Dol ketika mereka sudah sampai ke tempat upacara pernikahan. Swe Dol terkejut melihat Dan Ee sudah siap dengan pakaian pengantinnya.
"Sambutlah pengantin pria, Na Swe Dol dan pengantin wanita yang cantik, Dan Ee!" teriak Ryung, memperkenalkan pengantin.
Swe Dol tertawa senang.
Upacara pernikahan di mulai.
Shi Hoo diam-diam melihat pernikahan itu dari luar selama beberapa saat, lalu pergi.
"Terima kasih." kata Dan Ee pada Swe Dol ketika mereka sudah berada di dalam kamar. "Terima kasih karena kau sudah bersedia hidup bersama wanita sepertiku."
"Apa yang kau katakan? Aku tidak pernah melakukan apapun untukmu. Akulah yang seharusnya berterima kasih. Terima kasih karena bersedia hidup dengan pria konyol sepertiku. Mulai saat ini, kau, aku dan Ryung akan hidup bahagia."
Dan Ee tersenyum dan mengangguk.
Kong He, Shim Deok, Bong Soon, ayah Seung Seung dan ayah Heung Kyun mengintip mereka dari luar.
Raja menyuapi Putra Mahkota yang sedang sakit. Ia bertanya pada istri Putra Mahkota, "Bukankah kau bilang ia hanya demam biasa?"
"Benar. Tapi kesehatannya memburuk setelah ia meminum obat dari tabib."
Malam itu, Iljimae menyusup lagi ke rumah salah satu bangsawan. Namun Iljimae mengalami kesulitan untuk membuka gembok pintu sehingga para penjaga berhasil menemukannya.
Iljimae melarikan diri, dibantu oleh para pelayan di rumah itu.
Kabar gagalnya Iljimae membuka gembok pintu dengan cepat tersebar ke penjuru kota. Swe Dol menjadi khawatir. Ia pergi ke rumah bangsawan itu dan mencuri gembok pintunya.
Dan Ee memberitahu Ryung bahwa Swe Dol ingin bertemu dengannya di rumah pandai besi. Ryung panik dan bergegas berlari, memeriksa apakah ruangan rahasianya yang berada dibawah rumah itu telah diketahui Swe Dol atau belum.
Ia lega saat melihat ruangan rahasianya masih sama seperti sebelumnya, tidak tersentuh siapapun.
Swe Dol datang. Ryung berpura-pura sudah lama tidak mengunjungi rumah itu.
"Hari ini, aku harus mengatakan sesuatu padamu." kata Swe Dol serius. "Dengarkan aku baik-baik. Aku tidak memiliki apapun untukmu, namun aku berharap kau bisa meneruskan usaha kunciku."
Di lain pihak. Pria yang memata-matai Dan Ee dan Swe Dol menemui Shi Hoo dan menceritakan segalanya tentang latar belakang Shi Hoo yang sebenarnya.
"Jadi kau tidak tahu apa-apa?" tanya pria itu. "Saat ibumu menyerahkanmu pada Tuan Byun Shik, dia membodohimu. Kelihatannya ibumu memang budak yang tidak punya hati."
Shi Hoo marah dan memukul pria itu hingga jatuh.
"Jika aku memberi tahu Tuan Byun Shik, kau dan ibumu tidak akan bisa hidup lagi. Sebelum tengah malam, kau harus membawa uang ke penginapan Myung Wol."
Swe Dol mengajak Ryung ke sebuah ruangan berisi peti besar yang terkunci.
"Kau tahu apa ini?" tanya Swe Dol. "Ini adalah gembok terbaru yang dibawa dari barat. Gembok ini adalah satu-satunya gembok yang tidak bisa dibuka oleh Iljimae tadi malam."
"Tapi kenapa ayah..."
"Hush! Untuk keperluan bisnis keluarga kita, aku meminjamnya sementara waktu." kata Swe Dol. "Jika kau ingin mempertahankan usaha kita, kau harus bisa membuat gembok yang tidak bisa dibuka oleh Iljimae. Dan gembok yang tidak bisa dibuka itu, kau harus mempelajari bagaimana cara membukanya."
Swe Dol mengeluarkan alat pembuka gembok dari dalam bajunya, kemudian mencontohkan cara membuka gembok tersebut pada Ryung. Dengan mudah dan cepat, Swe Dol bisa membuka gembok tersebut.
"Bagaimana ayah bisa membukanya begitu mudah?" tanya Ryung kagum.
Swe Dol tersenyum dan menyerahkan alat pembuka gembok tersebut pada Ryung. "Itu adalah alat yang biasa kugunakan saat aku masih muda. Sekarang alat itu menjadi milikmu. Itu adalah alat yang kubuat sendiri. Dengan alat itu, tidak akan ada gembok yang tidak bisa kau buka."
Swe Dol lalu mengajarkan mekanisme trik membuka gembok tersebut. "Ah, itu mudah!" ujar Ryung menganggap enteng.
"Mudah? Baik, ayo kita coba." Swe Dol masuk ke dalam peti dan menyuruh Ryung mengunci peti tersebut. "Kau akan lebih cepat belajar jika berada dalam situasi yang genting." katanya seraya masuk ke dalam peti.
Ryung menggembok peti itu.
"Sekarang buka gemboknya." ujar Swe Dol dari dalam peti. "Aku hanya bisa keluar jika kau berhasil membuka gembok itu. Jika kau gagal, maka aku akan mati di sini."
"Aku mengerti!" ujar ryung percaya diri. Ia mencoba membuka gembok tersebut, namun tidak semudah yang ia perkirakan.
"Kenapa? Kau tidak bisa membukanya?" tanya Swe Dol. "Bukankah tadi kau bilang mudah? Mengkombinasikan besi-besi itu bukanlah hal yang mudah. Karena itu diperlukan keahlian khusus. Teruslah berusaha. Aku akan tidur sebentar."
Shi Hoo berjalan cepat ke rumah Dan Ee.
"Anak siapa aku?!" tanya Shi Hoo pada Dan Ee. "Aku bukan anak kandung Byun Shik, bukan?"
"Darimana kau dengar itu?"
"Aku tahu semuanya!" seru Shi Hoo marah. "Kau tidak bisa menyembunyikan hal itu lagi dariku."
Dan Ee terduduk lemas.
"Siapa ayah kandungku?" tanya Shi Hoo. "Apa pria yang tinggal di sini adalah ayah kandungku?"
"Benar." jawab Dan Ee. "Aku ingin kau menjadi bangsawan, bukan menjadi anak seorang pencuri."
"Kenapa.. Kenapa kau lakukan itu padaku?!"
"Jika saat itu aku tidak berbohong, kau dan ayahmu akan mati!"
"Lalu kenapa? Kenapa kalian tidak berkata apapun padaku?" tanya Shi Hoo, perasaan marah dan sedih bercampur aduk. "Apa kau tahu bagaimana hidupku di rumah itu?"
"Lalu, apakah kau bisa kembali? Bisakah kau kembali?"
"Kenapa?! Kenapa aku harus kembali?!" teriak Shi Hoo. "Segalanya sudah berjalan seperti ini dan kau memintaku kembali dan hidup bersamamu? Saat aku memohon padamu, kau mencampakkan aku! Lalu untuk apa aku harus kembali kesini? Kalian berdualah yang sudah membuangku!"
Beberapa saat sudah berlalu, namun Ryung belum juga berhasil membuka gembok itu.
"Kau belum berhasil?" tanya Swe Dol, terengah-engah. "Aku... aku mulai tidak bisa bernapas... Ryung, disini sangat gelap. Di sini seperti di dalam peti mati. Berapa lama lagi?"
Ryung mulai panik. "Sebentar lagi. Aku akan segera membebaskanmu."
Ryung terus mencoba membuka gembok dan mengajak Swe Dol bicara. Namun kelamaan, Swe Dol tidak mengeluarkan suara sedikitpun.
"Ayah!" panggil Ryung cemas. "Ayah! Apa kau baik-baik saja? Ayah! Tunggu sebentar lagi."
Ternyata, saat itu Swe Dol sudah berada di luar. Ia keluar lewat sisi belakang peti dan berjalan pulang ke rumah. Disana, ia melihat Dan Ee sedang menangis. Dan Ee menceritakan bahwa Ja Dol sudah mengetahui segalanya dan Dan Ee mengatakan pada Ja Dol bahwa Swe Dol adalah ayah kandungnya.
Byun Shik lagi-lagi memarahi Eun Chae karena kelakuan putrinya itu. Eun Chae membiarkan penginapan miliknya menjadi tempat beristirahat untuk orang-orang miskin yang sedang sakit.
"Kalau penginapan kita mengalami kerugian, kau harus bertanggung jawab!" seru Byun Shik geleng-geleng kepala. "Malam ini Iljimae akan mati. Tetaplah berada di dalam rumah."
"Apa maksud Ayah?"
"Para polisi dan pengawal dari Istana Terlarang dan Departemen Penangkapan Penjahat memasang penyergapan." kata Byun Shik. "Malam ini, Iljimae pasti akan mati."
Eun Chae menjadi khawatir.
Swe Dol pergi ke istana untuk menemui Shi Hoo dan menjelaskan semuanya. Tapi ia tidak menemukan Shi Hoo karena Shi Hoo sedang pergi menjalankan tugas menangkap Iljimae.
"Iljimae? Dimana?" tanya Swe Dol. "Aku benar-benar harus menemuinya. Tolong beritahu aku dimana dia."
"Pergi sana!" seru penjaga seraya mendorong Swe Dol hingga jatuh.
Saat itu kepala pengawal datang dan bertanya tentang status penyergapan di rumah Tuan Suh Young So. Swe Dol mendengar hal itu dan mengikuti rombongan pengawal dari belakang.
Di rumah bangsawan tersebut, ia melihat banyak sekali pengawal yang bersiap melakukan penyergapan.
Di tempat lain, Iljimae yang sedang mereka tunggu masih berkutat dengan gembok yang sulit sekali dibuka. Ia panik dan terus-menerus memanggil Swe Dol yang dipikirnya masih ada di dalam peti.
Ryung terus mencoba dan akhirnya berhasil membuka gembok tersebut. Ia segera membuka tutup peti, namun ternyata Swe Dol sudah tidak ada di dalamnya.
"Ayah!" seru Ryung terengah-engah. Ia berlari ke sisi belakang peti dan melihat sisi tersebut terbuka. "Ayah..."
Swe Dol berlari menuju rumah pandai besi untuk mencari Ryung.
"Jangan pergi dari sana! Jangan pergi kemana pun!" gumam Swe Dol seraya berlari sekuat tenaga. "Ryung... Ryung!"
Di saat yang sama, Ryung sedang bersiap-siap pergi, kemudian berjalan perlahan melewati hutan.
Untuk mempersingkat waktu, Swe Dol memotong jalan. Sayang sekali karena Ryung justru sudah berjalan di jalan utama.
Swe Dol mencari-cari Ryung, namun tidak menemukannya dimana pun. Ia melihat kertas target Ryung di dinding dan mengambil kertas tersebut. Ia kemudian melihat baju hitam Iljimae dan membawa baju tersebut pergi.
Di saat yang sama juga, Eun Chae menyuruh orang-orang di penginapannya untuk pergi karena akan terjadi sesuatu. Beberapa saat kemudian, terjadi kebakaran di penginapan tersebut. Seung Seung bilang Eun Chae masih ada di dalam.
Ryung bergegas berlari menuju penginapan dan masuk untuk menyelamatkan Eun Chae. Namun Eun Chae tidak mau ditolong. "Jangan pedulikan aku!" kata Eun Chae. "Aku tidak akan pergi kemana pun. Aku sedang menunggu seseorang."
"Ayo cepat pergi!" tanpa mendengar jawab Eun Chae, Ryung menggendong Eun Chae dan membawanya keluar. "Kau sedang dalam bahaya, Nona!"
Eun Chae sengaja membuat penginapan kebakaran agar Iljimae datang menolongnya, sehingga Iljimae tidak pergi mencuri ke rumah bangsawan Suh Young So.
Swe Dol menemui Heung Kyun dan meminta tolong Heung Kyun untuk membaca tulisan Ryung. "Tuan Suh Young So." kata Heung Kyun.
"Begitu? Terima kasih! Aku harus pergi sekarang!"
Swe Dol, yang menyamar menjadi Iljimae, menyusup masuk ke rumah bangsawan Suh Young So. Para pengawal yang berjaga di luar bergegas masuk dan mengepung rumah tersebut.
Dua bangsawan, yaitu Suh Young So dan Lee Kyung Sub, masuk ke dalam rumah. Swe Dol bersembunyi di dekat atap dan tertidur. Di sisi lain ruangan, Moo Yi mencuri dengar pembicaraan kedua bangsawan.
Kedua bangsawan berbincang tentang penyakit yang dialami Putra Mahkota sangat mencurigakan. "Dia bahkan tega membunuh adik kandungnya sendiri." kata bangsawan Suh Young So. "Dan kini guliran putranya... Tuan, pergilah ke negeri Cing dan beritahu aku apa yang terjadi selama kau disana."
"Apa maksudmu?" tanya bangsawan Lee Kyung Sub. "Yang Mulia setuju untuk mengampuni kita. Kenapa kau melakukan tindakan kontroversi lagi?"
Suh Young So menggeleng. "Yang Mulia adalah orang yang sangat menakutkan. Ia tidak akan mengampuni kita. Bukan hanya adik kandungnya sendiri yang dibunuh, namun teman seperjuangannya seperti Shim Ki yoon, Kwon Do Hyun, Kim Ik Hee.. semuanya.. dan kini hanya tinggal kita berdua."
Setelah kedua bangsawan pergi, Swe Dol terbangun dan keluar dari persembunyiannya. Saat ia hendak melarikan diri, tiba-tiba para pengawal mengepung dan menyerangnya. Swe Dol cukup sulit ditangkap karena ia sangat lincah.
"Jika aku membiarkan putraku menangkapku, maka ia akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi." pikir Swe Dol. Ia kemudian mendekati Shi Hoo dan membiarkan putranya itu untuk menangkapnya.
Shi Hoo membuka penutup wajah si Iljimae palsu. Swe Dol tersenyum, memperlihatkan gigi ompongnya. Shi Hoo terkejut.
"Apa kau terkejut?" tanya Swe Dol, tertawa. "Aku adalah Iljimae."
Iljimae asli mengamati para penjaga dari luar. Ia heran melihat tindak-tanduk para pengawal. "Apa yang terjadi?" pikirnya. "Sepertinya aku tidak bisa beraksi malam ini."
Ryung berjalan pergi.
Swe Dol ditangkap dan dibawa ke penjara. Walau ditangkap, Swe Dol terlihat senang dan terus-menerus tersenyum.
Shi Hoo mengunjunginya di penjara. "Kenapa kau berbohong, mengatakan kau adalah Iljimae?"
Swe Dol tersenyum. "Karena jika kau menangkap Iljimae, kau bisa menjadi bangsawan yang terkenal, kan? Kau akan berada di tingkat yang sama dengan laki-laki itu."
"Jadi kau melakukan ini untukku?"
"Tidak." ujar Swe Dol. "Aku mencuri botol tinta dan pena. Kemudian aku merusak beberapa barang antik. Kurasa itu bukan kejahatan besar. Aku sudah sering dipukuli. Aku akan baik-baik saja. Jangan khawatir, Nak." Tiba-tiba ekspresi wajah Swe Dol menjadi sedih. "Aku tahu ibumu sudah menceritakan semuanya. Aku benar-benar minta maaf, karena menjadi ayah yang sangat tidak berguna untukmu."
"Kau seharusnya mencampakkan aku juga, seperti yang dilakukan ibu." kata Shi Hoo sedih. "Kau selalu bersikap baik padaku, karena itulah aku merasa lebih membencimu."
"Itu semua karena aku sangat tidak berguna." kata Swe Dol, menangis. "Aku bersalah padamu, Ja Dol..."
Shi Hoo meneteskan air mata dan pergi.
Shi Wan datang dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa Swe Dol.
Iljimae menemui Eun Chae. "Jangan pernah lagi melakukan hal konyol seperti tadi, Nona." katanya. "Bagaimana jika kebarakan itu menyebar? Jangan pernah lagi melakukannya."
Swe Dol disiksa habis-habisan.
"Apa yang kau dengar?" tanya Chun.
"Ketika aku bangun, sudah tidak ada siapa-siapa lagi disana." jawan Swe Dol. "Memangnya hal apa yang kau harapkan kudengar? Kenapa kau memperlakukan aku seeperti ini?"
Chun memerintahkan pengawal untuk menyiksa Swe Dol.
"Dengan umur dan wajahnya itu, dia terlalu menganggap tinggi dirinya dengan menyamar menjadi Iljimae." kata Byun Shik. "Aku pasti lebih mirip dengan Iljimae jika aku menyamar. Kalau menurut pendapatku, dia memang tidak mendengar apa-apa."
"Mungkin saja ia mendengar, tapi pura-pura tidak tahu." kata Chun bersikeras. "Kita tidak bisa membiarkan seorang pun mendengar hal itu."
"Tidak mungkin." kata Byun Shik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar