Silahkan Mencari !!!

Info!!!

kelanjutan fan fiction & recap drama semua ada di blog q yang baru
fanfic : www.ff-lovers86.blogspot.com
recap : www.korea-recaps86.blogspot.com
terima kasih...

Selasa, 31 Agustus 2010

Pastikan Dia Jangan Menunggu (Part 4)

glitter-graphics.com

Title : Pastikan Dia Jangan Menunggu
Author : Sweety Qliquers
Genre : Romance
Episodes : 7 Part (Part 4 “Lee Min Ho & Yoon Eun Hye”)
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 16 Agustus 2010, 03.44 PM
Cast :
Lee Min Ho
Son Ye Jin
Yoon Eun Hye
Song Hye Gyo
Rain Bi
Park Hae Mi (Min Ho’s Mother)


Pastikan Dia Jangan Menunggu
Created By Sweety Qliquers

Part 4
Lee Min Ho & Yoon Eun Hye


"Lee Min Ho!"

"Kapan kembali?"

"Kemarin. Aku meneleponmu tapi kau sedang keluar. Jadi hari ini aku kemari."

Yoon Eun Hye masih saja cantik, seperti dulu. Lebih cantik malah. Tapi membuat Lee Min Ho merasa sangat asing.

"Masih suka melukis, Lee Min Ho?"

"Seperti yang kau lihat."

"Kudengar kau sudah lulus. Selamat, ya? Kapan wisudanya?"

"Bulan depan."

Genggaman tangannya pun sudah terasa lain. Yoon Eun Hye yang kembali sekarang sudah terasa lain. Yoon Eun Hye yang kembali sekarang bukan seperti Yoon Eun Hye yang dilepasnya pergi dulu.

"Tempat ini tidak pernah dibereskan, ya?" Yoon Eun Hye mengalihkan pembicaraan. Mencoba mencairkan kedinginan Lee Min Ho.

"Kadang-kadang." Kalau Son Ye Jin datang dan Lee Min Ho tidak sedang melukis. Lee Min Ho akan berselonjor di sofa panjang, mendengarkan kicauan petasan injak itu dan membiarkan gadis itu menata paviliunnya sesuka hati.

"Bagaimana kalau kita keluar, Lee Min Ho?"

"Maaf, aku capek."

"Kutemani di sini, ya?"

"Tempat ini kotor."

"Tak apa. Aku ingin melihatmu melukis lagi seperti dulu."

Bagaimana bisa, sementara suasana di antara mereka tidak lagi sama seperti dulu?

***


"Kenapa cita-citamu berubah?" tanya Lee Min Ho dua tahun yang lalu saat Yoon Eun Hye memutuskan berangkat ke Amsterdam.

"Kesempatan ini jarang sekali datang, Lee Min Ho. Aku tidak bisa mengabaikannya begitu disodorkan padaku."

"Juga kalau itu berarti kita berpisah?"

"Hanya sementara!"

"Tapi kau bahkan tidak bisa memastikan kapan akan kembali. Bagiamana kalau kau tidak kembali?"

"Aku pasti kembali."

"Sampai kapan?"

"Tidak lama!"

"Setahun, dua tahun, sepuluh tahun? Atau kau ingin aku menunggu seumur hidup?"

"Lee Min Ho!"

"Kuliahmu sudah setengah jalan, Yoon Eun Hye."

"Bisa kulanjutkan kalau aku kembali."

"Asal kau kembali belum jadi nenek-nenek."

"Kau tidak suka aku pergi?"

"Ya! Aku tidak suka kau membuang semua yang sudah kau miliki hanya untuk mengejar sesuatu yang baru. Yang tidak pasti!"

"Aku tidak membuangnya, Lee Min Ho. Aku hanya menundanya. Aku tak akan tahu kalau tidak pernah mencoba."

"Bagaimana kalau kau gagal?"

"Aku bisa kembali, dan meneruskan kuliahku yang di sini."

"Asal kau tidak terlambat. Asal pintu belum tertutup rapat saat kau kembali."

Lee Min Ho tidak bisa mengerti. Tidak bisa memahami. Yoon Eun Hye sudah punya segalanya. Keluarga. Cita-cita yang akan diraihnya dalam dua tahun mendatang. Lee Min Ho yang mencintainya, yang didapatnya setelah menyingkirkan tidak sedikit saingan.

Dan sekarang Yoon Eun Hye bermaksud meninggalkan semua demi sebuah kesempatan ke Amsterdam. Hanya karena gadis itu menerima tawaran untuk hidup dan belajar musik di Negeri Kincir Angin itu. Tawaran dari salah seorang pamannya!

Musik?! Astaga! Lee Min Ho tahu betul, Yoon Eun Hye tidak pernah berminat pada dunia yang satu itu.

"Aku tidak bisa menghalangimu. Aku hanya berharap, kau sudah kembali sebelum semuanya terlambat."

Termasuk dalam hal memperoleh kembali hati Lee Min Ho.

***


"Siapa Son Ye Jin, Lee Min Ho?" Yoon Eun Hye meraih diktat Son Ye Jin yang tergeletak di atas lemari.

"Adik angkatan." Lee Min Ho mengambil diktat itu dan meletakkannya di atas lemari.

"Dia sering kemari? Kok bukunya ada di sini?"

"Bukan urusanmu."

"Tentu saja urusanku kalau semua belum terlambat." Yoon Eun Hye menatap Lee Min Ho sambil tersenyum. "Belum terlambat kan, Lee Min Ho?"

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar