Silahkan Mencari !!!

Info!!!

kelanjutan fan fiction & recap drama semua ada di blog q yang baru
fanfic : www.ff-lovers86.blogspot.com
recap : www.korea-recaps86.blogspot.com
terima kasih...

Kamis, 12 Agustus 2010

Sepenggal Masa Lalu


Title : Sepenggal Masa Lalu
Author : Sweety Qliquers
Genre : Romance
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 02 February 2010, 02.18 PM
Cast :
Park Shin Hye
Jung Yong Hwa



Sepenggal Masa Lalu
Created By Sweety Qliquers


Pesawat mendarat pukul empat sore di Kangsan Airport. Park Shin Hye bergegas menghadang sebuah taksi yang bertengger di parkiran bandara. Beberapa saat kemudian Park Shin Hye membuka pintu taksi dan masuk kedalam. Menjatuhkan pantatnya di jok empuk.

Park Shin Hye duduk termenung. Setelah lima tahun kepergiannya untuk melanjutkan studi di Seoul kini ia kembali ke Busan. Banyak kenangan manis yang masih tersisa. Terlebih terhadap seseorang yang selama ini ia mimpikan. Orang itu adalah Jung Yong Hwa, sahabat Park Shin Hye sejak kecil. Di saat mereka masih bersama di sebuah perumahan di Busan Residence. Masa kanak-kanak yang sangat menyenangkan. Dan betapa kerinduan itu telah menggerogoti hatinya. Diam-diam ia juga mencintai Jung Yong Hwa.

Sore itu Park Shin Hye tiba di rumah. Rumah model mediterania yang dibangun Papanya masih berdiri kokoh dengan tembok bercat putih. Bunga-bunga kecil yang tumbuh di halaman masih subur, meski letaknya tidak sesuai dengan lima tahun lalu. Pekarangan rumahnya tertata rapi dan asri. Mama memang selalu membersihkannya.

Sesaat Park Shin Hye terkenang dengan Papa tercinta. Matanya merebak basah. Kini Papa telah tiada. Papa telah pergi dan takkan pernah kembali. Park Shin Hye terisak, kala sekelibat kenangan indah bersama Papa melintas kembali di benaknya. Kenangan yang tidak dapat dilupakannya.

Beberapa tahun yang lalu Papa dihantarkan ke tempat peristirahatan yang kekal dan abadi, menghadap Ilahi. Sudah menjadi hukum alam dan dunia. Tak seorang pun yang dapat menghalanginya. Semua pasti bermuara kepada-Nya. Ada virus yang menggerogoti otak Papa. Papa terserang kanker otak. Dan di ruang Gawat Darurat rumah sakit Papa menghembuskan napas yang terakhir kalinya.

Rasa sesak di hati Park Shin Hye masih menjadi belenggu, kian hari mengusik dan masih bergelut menghadapi cobaan yang mahaberat tersebut.

"Ya, Allah, aku sudah ikhlas. Walau Papa adalah orang yang paling aku sayangi, namun ia adalah titipan-Mu. Engkau lebih menyayanginya. Tempatkanlah ia di sisi-Mu ya, Allah...." tutur Park Shin Hye dalam hati.

Beribu kali kata itu terucap dalam kalbunya, namun beribu kali pula bayangan Papanya menggodanya.

Perlahan Park Shin Hye membuka pintu gerbang rumahnya. Kemudian menekan bel yang terletak di samping rumahnya. Bel itu masih seperti lima tahun yang lalu. Tak berapa lama, seorang pembantu separuh baya pun membukakan pintu. Menyambut kedatangan Park Shin Hye yang dianggap sangat mengejutkan. Park Shin Hye hanya tersenyum memperhatikan Bibi Kim Young Ok yang sudah mulai keriput. Wanita tua itu sudah bekerja belasan tahun bersama keluarganya.

Setelah berkangen-kangenan dan peluk-pelukan, Park Shin Hye pun menghampiri kamarnya. Pelan ia membuka pintu kamarnya. Masih seperti lima tahun lalu. Bersih dan terawat rapi. Bibi Kim Young Ok selalu membersihkannya. Di sana, ia menemukan boneka kesayangannya. Boneka itu hadiah dari Jung Yong Hwa saat mereka duduk di bangku SMP.

***


Uh, Park Shin Hye teringat lagi dengan wajah Jung Yong Hwa. Wajah itu diam-diam mencuri hatinya.

Park Shin Hye menemukan sepucuk surat berwarna merah muda yang terselip di buku diarinya. Surat itu sudah kelihatan buram. Sejak kepergian Park Shin Hye meninggalkan kota Busan. Jung Yong Hwa mengembalikan buku diari Park Shin Hye yang dipinjamnya.

Park Shin Hye,
Mungkin aku sangat merindukanmu. Aku pasti sangat kesepian, dan sendiri. Dan mungkin kepergianmu akan menambah luka di hatiku. Betapa aku sangat menyayangimu. Aku sangat mengaggumimu. Tahukah kau... aku sangat mencintaimu!
Jung Yong Hwa


Park Shin Hye mendekap surat itu sambil menerawang jauh. Benarkah Jung Yong Hwa mencintainya? Park Shin Hye tersenyum sambil terus terlayang pada lamunan yang jauh. Hatinya berbunga-bunga. Park Shin Hye membuka gorden merah muda berbunga indah. Ia membuka sedikit jendela kamarnya. Dimana dulu ia sering mengintai Jung Yong Hwa dari ventalasi itu. Memperhatikan Jung Yong Hwa tak jemu-jemu. Dan kini ia ingin melihat sosok Jung Yong Hwa yang tumbuh dewasa. Mungkin Jung Yong Hwa begitu tampan dan berwibawa. Dengan bentuk tubuh yang porposional serta otot yang kuat. Belum lagi wajahnya yang sangat menggemaskan kaum hawa.

Hm, Park Shin Hye tersenyum tipis. Kemudian senyum itu berubah kecut. Rumah Jung Yong Hwa kelihatan sepi. "Kemana Jung Yong Hwa?" batinnya.

"Park Shin Hye..." Sebuah suara menyapanya. Membuyarkan lamunannya untuk sesaat. Park Shin Hye berpaling dengan perlahan. Menoleh ke arah suara yang memanggilnya.

"Mama...." serunya sambil beringsut memeluk Mama. "Aku sangat merindukanmu, Ma"

"Kenapa kau tidak menelpon Mama dulu, biar nanti dijemput."

"Aku mau membuat kejutan untuk Mama."

"Mm, dasar kau. Yah, sudah, kau mandi dulu. Mama tunggu di ruang tamu, ya?"

Park Shin Hye mengangguk seraya melepaskan rengkuhannya. Kemudian meraih handuk di gantungan. Dan menuju kamar mandi.

***


Sudah dua hari Park Shin Hye tidak menemukan sosok Jung Yong Hwa. Kemana gerangan sang pujaan hati? Park Shin Hye kembali membuka jendela kamarnya, dan melihat rumah mewah milik keluarga Jung Yong Hwa. Memperhatikan balkon kamar Jung Yong Hwa yang seperti tidak terurus. Mendadak saja ia terkejut melihat sosok Jung Yong Hwa. Dan segera keluar dari kamarnya menuju balkon. Dengan antusias ia memanggil nama Jung Yong Hwa dari jauh.

"Jung Yong Hwa...!" teriaknya. " Jung Yong Hwa! Ini aku, Park Shin Hye!" panggilnya lagi. Namun Jung Yong Hwa tidak bergeming barang sedikit pun. Acuh tak acuh, cuek dan sombong.

"Sombong sekali dia!" rutuk Park Shin Hye kesal. Dari jauh Park Shin Hye melihat seorang gadis menghampiri Jung Yong Hwa sambil membawakan segelas jus buah. Terlihat mesra seperti sepasang kekasih. Park Shin Hye terlihat cemburu. Wajahnya berubah cemberut.

"Siapa dia?" tanya Park Shin Hye dalam hati. "Ugh! Itu pasti kekasih Jung Yong Hwa!" sewotnya dengan hati belah. "Dasar buaya!"

Park Shin Hye bergegas saja meraih ponsel di meja belajarnya. Kemudian menekan nomor telepon Jung Yong Hwa. tersambung....

"Halo...." sapa Jung Yong Hwa berat. Suara itu mengingatkan Park Shin Hye pada sebuah kenangan manis yang pernah mereka rasakan. Tapi kini Park Shin Hye berusaha untuk melupakannya.

"Kau egois, Jung Yong Hwa. Kau keterlaluan!" suara Park Shin Hye mendadak saja meninggi. Jung Yong Hwa yang tidak tahu menahu masalahnya mendadak saja menjadi heran.

"Halo, ini siapa ya?" tanya Jung Yong Hwa lagi dengan suara berat.

"Tidak perlu basa-basi, Jung Yong Hwa! Aku sangat kecewa padamu. Tahukah kau, betapa hancur hatiku mengharapkan dirimu. Tapi kau begitu apatis. Kau buaya, Jung Yong Hwa. Aku benci melihatmu! Dan aku tidak ingin melihatmu lagi!" sergah Park Shin Hye, semakin ketus.

Jung Yong Hwa yang di seberang sana mendengarkan makian itu dengan pilu. Berusaha mengingat kembali sebuah suara yang dulu sangat dikaguminya.

"Park Shin Hye... kaukah itu?" gumam Jung Yong Hwa dengan suara serak. Matanya mulai merebak. Berkaca-kaca dan menetes tanpa sengaja.

"Hm, ternyata ingatanmu masih tajam juga, Jung Yong Hwa!" tukas Park Shin Hye lagi.

"Park Shin Hye, maafkan aku. Aku tidak bermaksud...."

"Sudahlah, Jung Yong Hwa. Aku kecewa padamu! Nikmati saja hari-harimu. Mungkin kau lebih baik begitu."

Hati Jung Yong Hwa seakan teriris pedih. Ia menelan air liurnya dengan pahit.

"Park Shin Hye, dengar dulu penjelasanku...."

"Tidak perlu, Jung Yong Hwa. Aku tidak butuh penjelasanmu. Sekian lama aku memendam rasa cintaku padamu, dan ternyata kau sama saja seperti pria-pria lain. Kau menghianatiku. Aku sudah cukup jelas melihatnya!" Suara Park Shin Hye masih tidak bersahabat.

"Jadi kau sudah mengetahuinya?" tanya Jung Yong Hwa sendu.

"Aku tahu semuanya, Jung Yong Hwa!" ucap Park Shin Hye sambil menutup ponselnya.

"Park Shin Hye... Park Shin Hye... dengar dulu, Park Shin Hye...."

Park Shin Hye mematikan ponselnya dengan sikap sarkastis.

Jung Yong Hwa tertunduk sambil terpaku. Kini gadis pujaannya pun juga tidak dapat menerima kehadirannya. Terlebih, dunia yang begitu angkuh!

***


Park Shin Hye mengepak semua barang-barangnya. Kekecewaan di hatinya tak terobati. Mungkin lebih baik ia kembali ke Seoul dan melupakan kota kelahirannya. Terlebih ia akan melupakan sosok Jung Yong Hwa yang sangat dikaguminya.

"Park Shin Hye...." sapa Mama seraya masuk ke kamar Park Shin Hye. Park Shin Hye menoleh sejenak. "Apa kau tidak terburu-buru meninggalkan kota kelahiranmu?"

"Aku harus pergi, Ma. Aku tidak mau berlama-lama tinggal di kota ini. Kota ini membuatku sakit hati, Ma. Sakit hati...."

"Park Shin Hye... tenanglah. Mama tahu bagaimana perasaanmu."

"Mama tahu bagaimana perasaanku sekarang, Ma. Sekarang Hatiku sudah hancur."

"Park Shin Hye, Mama tahu tetang permasalahanmu. Tapi kau jangan egois seperti itu, Park Shin Hye!"

"Egois? Mama bilang aku egois?" Park Shin Hye menghentikan kegiatannya. "Jung Yong Hwa sudah melupakanku, Ma. Dan kini dia sudah punya pilihan lain."

Mama menghela berat.

"Jung Yong Hwa sudah tidak mencintaiku lagi, Ma. Jung Yong Hwa sudah punya kekasih."

"Dari mana kau tahu?"

"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, Ma.“

Mama terdiam. Memperhatikan wajah Park Shin Hye yang sangat membenci sosok Jung Yong Hwa. Tapi apakah Park Shin Hye tahu bagaimana perasaan Jung Yong Hwa terhadap dirinya?

"Apakah kau benar-benar mencintainya?" tanya Mama serius. Park Shin Hye masih terdiam. Dan beberapa saat kemudian mengangguk pelan.

"Aku sangat mencintainya, Ma...." ucap Park Shin Hye sendu sambil merengkuh tubuh Mama. Terisak dengan berat.

"Apakah kau akan menerima Jung Yong Hwa apa adanya?"

Park Shin Hye melepaskan rengkuhannya. Menghapus airmatanya dengan tisu.

"Maksud, Mama?"

" Park Shin Hye, ketahuilah. Sejak kepergianmu, Jung Yong Hwa sangat merindukanmu. Jung Yong Hwa ingin sekali bertemu denganmu. Namun hal itu belum terwujud sampai kejadian naas itu menimpa keluarganya."

Park Shin Hye terpaku, terperangah memperhatikan wajah Mama.

"Sebuah truk besar menabrak mobil yang dikendarai Papa Jung Yong Hwa dan keluarganya hingga hancur. Papa dan Mama Jung Yong Hwa tewas dalam kecelekaan itu. Dan Jung Yong Hwa...." Mama menelan air liurnya. Menghapus pipinya yang mulai membasah.

"Kenapa dengan Jung Yong Hwa, Ma?" tanya Park Shin Hye penasaran.

"Jung Yong Hwa lumpuh, buta dan pendengarannya berkurang."

"Lumpuh? Buta? Tuli?" Park Shin Hye seakan tidak percaya atas keterangan Mama.

"Apakah kau masih mencintainya?"

Park Shin Hye menangis sejadi-jadinya. Mengapa hal itu harus terjadi pada Jung Yong Hwa, pemuda yang sangat ia cintai. Mama beringsut sambil menggamit tangan Park Shin Hye. Berjalan menemui Jung Yong Hwa di kediamannya. Sendiri dalam lamunan sepi. Jung Yong Hwa duduk di kursi roda. Pandangannya hampa, sehampa hatinya.

Park Shin Hye terpaku di ambang pintu. Melihat sosok Jung Yong Hwa yang tak berdaya.

"Jung Yong Hwa...." pekiknya dengan suara parau, isaknya menjelma airmata. "Maafkan aku...."

Dengan perlahan Park Shin Hye menghampiri kursi roda milik Jung Yong Hwa. Kemudian menggenggam erat jemari tangan Jung Yong Hwa. Mencium keningnya dengan penuh kasih.

"Aku mencintaimu, Jung Yong Hwa...." gumam Park Shin Hye sambil terus terisak. Jung Yong Hwa yang terduduk tidak dapat berkata apa-apa. Hanya airmata yang membanjiri pelupuk matanya. Betapa ia ingin melihat sosok Park Shin Hye. Sosok yang dulu sangat dicintainya. Namun sebuah kenangan pahit telah merentangkan hubungan mereka. Sejarak telaga yang tak bertepi.

"Park Shin Hye...."


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar