Silahkan Mencari !!!

Info!!!

kelanjutan fan fiction & recap drama semua ada di blog q yang baru
fanfic : www.ff-lovers86.blogspot.com
recap : www.korea-recaps86.blogspot.com
terima kasih...

Senin, 23 Agustus 2010

God Of Study (Episode 12)

Musim panas telah tiba. Cuaca panas, udara panas, apa yang lebih enak selain tidur? Itulah yang dialami kelima murid kelas khusus (ditambah Soo Jung). Musim panas dimana semua orang pergi berlibur, mereka malah menginap di sekolah untuk belajar.

Sepertinya tidak ada seorang anak pun yang berkonsentrasi untuk belajar. Mereka tersesat dalam mimpi mereka sendiri.

Guru-guru hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka (kecuali Guru Jang yang malah ikut tidur bersama mereka).

Guru Cha punya sebuah ide. Ia meminta Soo Jung agar menyuruh Anthony menemuinya begitu Anthony tiba di sekolah.

Guru Cha, Anthony, dan Seok Ho berdiskusi bertiga. Soo Jung dan Guru Jang hanya bisa mengintip dari luar.

Malamnya, Seok Ho membangunkan kelima murid. Soo Jung tidak bangun, jadi Seok Ho meninggalkannya.

Anthony menyuruh mereka masuk ke mobil dan menyuruh supirnya membawa mereka ke suatu tempat.

Anak-anak masuk ke dalam mobil dalam kondisi setengah sadar. Begitu masuk ke mobil, mereka tidur lagi.

Mobil tersebut melaju dan berhenti di depan sebuah rumah. Anak-anak masuk ke dalamnya. Seok Ho sudah menunggu disana.

"Beberapa minggu ke depan, kalian akan menerima latihan individu." kata Seok Ho. "Latihan individu ini adalah kalian akan memiliki kamar sendiri. Program ini dirancang agar kalian semua bisa mengatasi dan memperbaiki kelemahan kalian masing-masing."

"Kamar sendiri?" tanya Hyun Jung.

"Jika kalian tidak menyukai ide untuk menempati kamat terpisah, maka itu adalah salah satu kelemahan." tambah Seok Ho. "Kalian boleh pulang ke rumah. Mobil yang akan mengantar kalian ke Seoul ada di depan."

"Siapa yang peduli, apakah kita bisa mengatasi kelemahan kita atau tidak." protes Baek Hyun acuh.

Seok Ho menekan sebuah remote untuk menyalakan proyektor.

Di layar, terpampang nilai-nilai ujian simulasi mereka.

"Selama 5 bulan, kami melakukan analisis pada kalian berdasarkan hasil ujian sekolah dan sebagainya." Seok Ho menjelaskan. "Kami menggunakan analisis tersebut untuk mengembangkan metode yang bisa membantu kalian mengatasi kelemahan kalian sendiri."

Anak-anak setuju. Baek Hyun menarik napas dalam. Karena teman-temannya ikut, maka ia terpaksa ikut juga.

Satu per satu dari kelima murid diberi sebuah kamar tersendiri. Tidak akan ada yang tahu, kamar yang mana milik siapa.

Anak-anak tidak keluar dari kamar. Para guru satu per satu datang ke kamar mereka untuk mengajari mereka secara private. Menguatkan apa yang menjadi kelemahan mereka.

Pul Ip belajar di dalam sebuah kamar yang sangat hening. Anthony masuk untuk mengajarinya membaca dengan cepat namun tetap bisa mengerti dan menangkap maknanya. Pul Ip lemah dalam persoalan membaca literatur dengan cepat.

Guru Cha stand by di kamar Baek Hyun untuk mengajarinya Matematika dan berhitung. Guru Cha menganggap Baek Hyun lemah dalam perhitungan rapi. Kerjaan Baek Hyun selalu berantakan. Ia menghitung dengan berantakan dan kamarnya pun berantakan.

Yang paling menarik adalah kamar Chan Doo.

Seok Hoo memberi Chan Doo sebuah kamar dengan banyak televisi yang dinyalakan dengan tayangan yang berbeda. Tayangan itu membuat Chan Doo tertarik sehingga ia malah melihat televisi dan bukannya mengerjakan soal. Kelemahan Chan Doo adalah konsentrasinya yang lemah. Jika Chan Doo tidak bisa berkonsentrasi, maka ia tidak akan bisa menyelesaikan soal yang diberikan. Dengan begitu akan ada jebakan yang datang, yaitu balon yang berisi tepung akan meledak. Duar!

Seok Ho memberikan Bong Goo sebuah kamar yang berisi banyak mainan dan boneka. Seok Ho mengizinkan Bong Goo tidak belajar dan tidur selama dua hari.

"Kau harus mengingat mimpi apa yang kau miliki ketika masih kecil." kata Seok Ho. "Jika kau tidak bisa mengambil keputusan, maka kau tidak perlu belajar lagi. Dua hari lagi, kau akan meninggalkan tempat ini."

[Na Hyun Jung, lepaskan dan lupakan masa lalu. Kemudian gapailah kesempatan baru yang datang padamu!] Begitulah tulisan yang di dinding kamar Hyun Jung. Guru Lee masuk dan membawa sebuah koper besar.

"Aku kemari hanya ingin bicara." kata Guru Lee ketika Hyun Jung hendak mengambil bukunya. "Ayo kita makan ini." Ia mengeluarkan makanan.

Guru Lee mambantu Hyun Jung melepaskan semua beban di hatinya, kemudian memberikan solusi.

"Apa kau tahu tragedi terbesar apa yang menimpa Hyun Jung?" tanya Guru Lee. "Tragedi terbesar itu adalah bahwa kau merasa kasihan pada dirimu sendiri."

Ma Ri melakukan kencan buta dengan beberapa pria. Namun hatinya yang kosong tidak pernah bisa terisi.

Guru Jang datang bersama Guru Bae (guru Byung Moon yang mengajar bahasa Korea). Mereka sepertinya mulai menjalani hubungan khusus.

Guru Soo Jung berpikir, dimanakah kira-kira Seok Ho membawa anak-anak? Tapi ia tidak juga menemukan petunjuk.

Guru Jang dan Guru Soo Jung bertemu dengan Ma Ri.

"Aku tahu kemana mereka pergi." kata Ma Ri, menunjukkan sebuah surat permohonan izin untuk belajar di luar, yang dibuat Seok Ho.

Mereka bertiga berangkat menyusul murid-murid kelas khusus. Diam-diam, Guru Bae ikut di belakang mobil.

Dua hari anak-anak berada di kamar masing-masing.

Guru Cha masih mengajari Baek Hyun. Kini Baek Hyun ia ikat di kursi agar postur tubuhnya saat belajar baik. Kamarnya berantakan. Kertas-kertas berceceran dimana-mana.

Lama kelamaan, tulisan Baek Hyun mulai rapi dan teratur.

Bong Goo melihat-lihat fotonya dan mengingat masa kecilnya. Anjingnya mati karena sakit. "Aku akan belajar giat. Aku pasti akan menjadi seorang Dokter Hewan!" teriak Bong Goo kecil.

Bong Goo menangis. Tiba-tiba ia tersadar, dan bergegas duduk menghadapi meja belajarnya.

Seok Ho masuk. "Mobil yang akan mengantarmu sudah tiba," katanya.

"Aku tidak mau pergi." kata Bong Goo. "Aku ingin belajar."

Motivasi itu membuatnya tidak mengantuk lagi.

Chan Doo sudah mulai tidak terpengaruh dengan gangguan-gangguan di sekitarnya. Dengan berkonsentrasi, ia mengerjakan soal-soal yang diberikan.

"Manusia akan lelah jika memikirkan masa lalu, jadi kau harus melupakan semuanya." kata Guru Lee pada Hyun Jung. "Hal yang paling terpenting adalah menggapai kesempatan baru yang datang padamu."

Hyun Jung teringat Seok Ho, Pul Ip, Soo Jung, Baek Hyun yang pernah menolongnya.

"Masa lalu melelahkan dan sudah lama pergi." gumam Hyun Jung, meneteskan air mata. "Lepaskan masa lalu. Hal yang paling terpenting adalah menggapai kesempatan baru yang datang."

"Kenapa?" tanya Guru Lee.

"Karena aku... aku... sangat berharga.. Karena aku sangat berharga..." kata Hyun Jung menangis.

Soo Jung, Guru Jang dan Ma Ri mengemudi hingga larut malam. Guru Jang melihat ke kaca spion, ada makhluk halus di sana. Guru Jang pingsan. Ma Ri bingung melihat Guru Jang pingsan dan tanpa sengaja melihat ke kaca spion. Ma Ri takut dan berteriak keras.

Pul Ip hendak tidur di ranjangnya, namun kepalanya terbentur. "Aw!" jerit Pul Ip.

"Kil Pul Ip?" terdengar suara dari kamar sebelah.

"Hwang Baek Hyun?" tanya Pul Ip.

"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah jam 2 malam."

"Aku tidak bisa tidur." jawab Pul Ip.

"Karena tidak ada musik yang membuatmu tidur?" tanya Baek Hyun. "Aku akan bernyanyi untukmu. Kau harus berbaring. Tutup matamu. Aku akan mulai menyanyi."

Baek Hyun menyanyi dan Pul Ip tertidur.

Keesokkan harinya, Soo Jung dan yang lainnya telah tiba. Mereka berteriak-teriak memanggil Seok Ho. Seok Ho membukakan pintu dengan kesal.

Soo Jung meminta dirinya diikutsertakan dalam program itu.

Guru Cha memberikan sebuah soal pada Baek Hyun, dan Baek Hyun bisa mengerjakan soal tersebut dengan baik. Guru Cha sangat terkesan sehingga tidak bisa berkata-kata.

"Bagaimana kau bisa membuang sikap burukmu itu?" tanya Guru Cha pada Baek Hyun, melihat Baek Hyun berubah menjadi anak yang baik.

"Aku sadar bahwa seharusnya aku tidak terlalu sering marah." kata Baek Hyun. "Aku sadar bahwa masih banyak hal yang harus aku perbaiki untuk menjadi orang yang lebih baik."

"Benarkah?" tanya Guru Cha terkejut. "Aku akan merahasiakan ini dari Pengacara Kang." Guru Cha tertawa senang.

Para guru mengadakan rapat untuk membicarakan perubahan jadwal. Soo Jung-lah yang mengusulkan sebuah saran pada mereka.

Ia mengajak anak-anak keluar untuk menyambut sebuah mobil yang datang. Dari dalamnya, keluar orang tua para murid kelas khusus. Yang mengejutkan lagi, di dalam mobil itu ada pula kedua orang tua Chan Doo.

Seok Ho, para guru, para murid dan para orang tua murid berkumpul. Mereka menjelaskan maksud dari penyelenggaranan program tersebut.

Orang tua murid menginap di rumah itu dan tidur di kamar anak mereka. Seok Ho dan Soo Jung sengaja mengunci Chan Doo dan ayahnya dalam kamar agar hubungan keduanya membaik. Chan Doo kelihatan segan pada ayahnya. Walaupun terlihat acuh dan galak pada anaknya, namun sebenarnya ayah Chan Doo sangat menyayangi Chan Doo.

Hyun Jung tidur bersama dalam satu ranjang dengan Soo Jung, Ma Ri dan Guru Lee.

Esok harinya, Seok Ho meminta para orang tua murid berkumpul. Ia memberi saran kepada mereka agar tidak memaksa anak-anak dan menarik anak-anak hanya karena mereka berjalan dengan sangat lambat. Tapi sebaliknya, tunggu anak-anak selagi merek berusaha mendaki gunung dengan kekuatan dan kemampuan mereka sendiri.

Ia meminta para orang tua agar memanggil nama anak-anak mereka.

"Bong Goo!" "Chan Doo!" "Pul Ip!" "Baek Hyun!"

Anak-anak berdatangan dan memeluk orang tua mereka.

Hyun Jung hanya bisa melihat dari jauh dengan sedih.

Mendadak, Bong Goo, Chan Doo, Baek Hyun, dan Pul Ip berdiri di hadapan Hyun Jung. "Hyun Jung!" panggil mereka.

Mereka masing-masing memegang sebuah kertas, yang bila digabung bertuliskan, "Jangan pindah sekolah."

"Hyun Jung, tolong jangan pergi!" teriak Bong Goo, Chan Doo dan Pul Ip bersamaan. "Jangan pergi! Jangan pergi!"

"Na Hyun Jung!" panggil Baek Hyun. "Tolong jangan pergi!"

Hyun Jung terharu, kemudian mengangguk.

Para orang tua murid pulang. Para murid dan para guru akan menyusul kemudian dengan menggunakan bus.

Pul Ip mendekati Hyun Jung.

"Terima kasih, karena tidak pindah ke sekolah lain." kata Pul Ip.

Hyun Jung tidak mengatakan apapun.

"Sebenarnya... beberapa waktu yang lalu, aku menemukan diriku sedikit tersesat." kata Pul Ip. "Dan sedikit khawatir tentang kemana arah hidupku. Tapi, setelah program ini tujuanku menjadi lebih jelas. Pertama, jika kau memutuskan untuk belajar, maka kau harus mengerahkan semua usahamu untuk belajar. Juga ada hal lain yang kuinginkan, yaitu menjadi sehabatmu untuk selamanya. Jadi, jika kau berkenan, tolong izinkan aku menjadi sahabatmu lagi. Aku akan menunggu jawabanmu."

Hyun Jung kelihatan terharu, tapi tidak berkata apapun.

Seok Ho memberikan waktu pada anak-anak untuk beristirahat dan berlibur di rumah.

Seok Ho pergi. Beberapa saat kemudian, ia menerima sebuah pesan di ponselnya dari ibu Pul Ip.

Di sisi yang lain, Bong Goo masih memegang ponsel Pul Ip yang ia pinjam. Chan Doo berkata pada Bong Goo seraya tersenyum, "Biar aku yang mengantarnya."

Pul Ip telah sampai di rumahnya. Di bar, ia melihat secarik surat dari ibunya. "Pul Ip sayang, ibumu adalah wanita yang jahat. . Wanita yang kau sebut ibumu sudah tidak ada di dunia ini lagi. Kau harus belajar dan menjadi orang yang hebat. Maafkan aku Pul Ip."

Ibu Pul Ip pergi, bersama kekasihnya.

Di meja, Pul Ip melihat makanan yang sudah di siapkan oleh ibunya. Pul Ip sangat terpukul, ia menangis. "Dimana dia?" gumam Pul Ip sedih.

Beberapa saat kemudian, beberapa wanita datang ke barnya.

"Dimana ibumu?" tanya salah seorang wanita.

"Siapa kau?" tanya Pul Ip.

"Aku adalah istri dari pria yang menjadi kekasih ibumu!" kata wanita itu. "Dimana ibumu?!"

"Aku tidak tahu dimana dia." jawab Pul Ip.

"Kau tidak tahu?!" bentak wanita itu. Ia memerintahkan teman-temannya untuk menghancurkan barang-barang di bar itu.

"Apa yang kalian lakukan? Hentikan!" jerit Pul Ip.

Wanita itu mendorong Pul Ip hingga menabrak meja dan menumpahkan makanan buatan ibu Pul Ip. Ketika wanita tersebut ingin menampar Pul Ip, Chan Doo datang.

"Hentikan!" cegah Chan Doo, menahan tangan wanita itu.

"Siapa kau?! Lepaskan aku!" teriak wanita itu, mendorong Chan Doo. Ia berbalik hendak memukul Pul Ip. Namun Chan Doo bergegas memeluk Pul Ip untuk melindunginya.

"Cepat katakan dimana ibumu?!" teriak wanita itu. "Dimana ibumu?!"

"LEPASKAN MEREKA!" teriak Seok Ho dari belakang mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar