Title : Beginilah Cinta
Author : Sweety Qliquers
Genre : Romance
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 14 Agustus 2010, 10.58 AM
Cast :
Lee Hong Ki
Song Hye Gyo
Beginilah Cinta
Created By Sweety Qliquers
Cinta itu aneh!
Sebab sampai sekarang aku tidak pernah bisa mengerti apa arti cinta. Banyak hal-hal yang tidak adil terjadi di seputar cinta. Misalnya begini: si Playboy mengobral cinta dan hasilnya sukses berat dengan bertepuk dua tangan, meski cinta si Playboy itu palsu. Nah, giliran si Serius yang telah berikrar cinta sampai mati, eh, hasilnya malah bertepuk sebelah tangan. Aneh, tidak?
Menurut teori sih, cinta itu sakral. Artinya, cinta itu bukan sebentuk permainan yang sering dilakukan oleh anak-anak kecil. Tapi dalam prakteknya, cinta itu tidak begitu. Lha, bagaimana tidak? Aku sering menyaksikan sebaya-sebayaku melecahkan cinta mereka. Mereka menduakan cinta.
Kata mereka, pacar tidak cukup jika hanya satu. Paling sedikit dua. Buat cadangan dan jaga-jaga. Uh, memangnya ban mobil pakai cadangan segala. Aku kok, mendadak menjadi bodoh memikirkan cinta. Apa aku yang tidak becus dalam asmara, atau mereka yang kelewat moderat dalam hal ini?!
Tapi lupakanlah. Soalnya aku tidak terlalu mengambil hati. Untuk apa sih pusing-pusing ke hal yang tidak bermanfaat begitu? Lebih baik aku memikirkan urusanku sendiri. Dan terutama ke persoalan yang menyangkut Song Hye Gyo!
Ya, Song Hye Gyo. Mengingat gadis manis itu, Aku selalu senewen dibuatnya. Mengejar dia sama susahnya mengejar layangan yang putus. Mungkin mengejar Song Hye Gyo ini lebih sulit. Karena dia sering menghilang entah kemana. Kalau layangan kan, palingan menyangkut di genteng rumah.
Aku ingat, aku mengejar Song Hye Gyo ketika aku masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Waktu itu dia masih kelas satu SMP. Jadi mengejarnya juga menggunakan gaya si ‘Amank’, tuh monyet tetangga yang doyan pisang! Namun jangan menyamakan diriku dengan si ‘Amank’. Karena aku masih lebih manusiawi daripada si ‘Amank’, sedangkan dia lebih hewani dariku.
Oya, ngomong ke soal mengejar-ngejar gadis manis itu, sebetulnya aku malu untuk menceritakannya. Bukan kenapa-kenapa, tapi masa’ iya mengejar Song Hye Gyo itu makan waktu sampe lima tahun dan belum juga mendapatkannya!
Tapi, meski begitu aku tidak berputus asa, terlebih-lebih lagi untuk berputus napas atawa bunuh diri. Ih, tidak janjilah, ya? Walaupun dia mengataiku muka badak. Walaupun dia menolakku mentah-mentah. Tidak peduli. Cintaku pada Song Hye Gyo jalan terus. Dan cinta yang kuserahkan padanya itu murni 24 karat. Asli, tidak susut atau dipotong pajak.
Eh, namun jangan menganggapku manusia super yang tahan banting. Aku juga bisa patah hati dan menangis. Aku bisa melek semalam-malaman jika mengingat cintaku yang malang ini. Tapi, tentu saja aku tidak bersedih terus-terusan. Sebab kupikir masih banyak hal yang belum kubereskan. Cucian-cucian yang menumpuk di kamar kos saja belum kubereskan. Juga sewa kos untuk bulan lalu belum kulunasi.
***
Ya, begitulah Song Hye Gyo. Orangnya keras, adatnya pedas. Kalo dia lagi ngambek lantaran pendekatan gencar yang kulakukan tanpa embel-embel malu-maluin. Jadi deh mukanya kayak cabe yang siap diulek buat dijadiin sambel terasi. Lagaknya segalak macan ompong. Karena kekerasan hatinya itu pula maka sampe kini aku nggak kesampaian ngerebut hatinya. Entah terbuat dari batu apa hatinya itu.
Padahal, berani sumpah pocong, aku sudah berkorban banyak untuk dia. Seluruh waktu dan hidupku nyaris hanya tercurah ke dia. Ke mana-mana dan di mana-mana, di benak dan hatiku ya cuma ada dia. Hanya dia!
Tapi, ya itulah Song Hye Gyo. Meskipun aku bersujud di bawah telapak kakinya untuk mengemis-ngemis cintanya pun, aku tak akan diterima. Kurun waktu yang lama telah membuktikan jika dia itu, idealis banget. Alasannya setiap kali menolakku, dia bilang begini:
"Eh, Lee Hong Ki, kita tuh mending berteman aja. Misalnya nanti kita sejodoh, toh pada dasarnya kita pasti akan bersatu."
Lantas setiap kali dia mengucapkan kalimat itu, maka aku hanya dapat menelan ludah yang tiba-tiba terasa pahit seperti kopi. Ah, Song Hye Gyo, sebenarnya apa, kekuranganku? Padahal aku kan, tidak jelek-jelek amat bila dibandingkan dengan pesaing-pesaingku. Bahkan, konon aku adalah pria tertampan dibandingkan para penghuni di bonbin (Kebun Binatang)!
Atau, mungkin Song Hye Gyo meragukan cintaku? Itu yang sering kulontarka padanya bila sudah merasa kecewa sekali. Tapi apa tanggapannya?
Dia bilang begini, "Lee Hong Ki, Kau ini bagaimana, sih? Kau itu sahabatku. Jadi aku tidak perlu meragukan cintamu sebagai seorang teman lagi. Kau baik, sangat baik sebagai seorang sahabat. Oke?"
Ups! Kalimat. Just a friend! Itu yang tidak kuinginkan. Itu yang paling kubeeeenciii....
Tapi apa mau dikata lagi? Song Hye Gyo memang tidak mencintaiku. Aku sadar itu. Sebab dia menolakku, itu jelas. Sebab ada nama dan wajah lain yang mengisi ruang hatinya. Yang pasti, someone special itu bukan aku. Karena Song Hye Gyo....
Ah, forget it! Malam ini aku harus tidur, karena besok aku harus kuliah pagi-pagi sekali. Aku hanya berharap seperti malam-malam yang kemarin, semoga Song Hye Gyo dapat mengubah pendiriannya yang setegar karang batu. Atau, biarkan jodoh yang bicara seperti yang selalu dia katakan. Jika kita berjodoh, toh pada dasarnya kita pasti akan bersatu.
Yap, mungkin.
Huaaap... aku mengantuk berat.
Kulihat di luar jendela saat kurebahkan kepala di bantal. Langit kelam berjelaga awan hitam. Hatiku sunyi dan hampa seperti langit yang tidak berbintang itu. Selanjutnya ada lara yang bersenandung di sana. Tak kutahu persis lagu dan irama apa. Hanya titik-titik airmataku yang bisa menjawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar