Pul Ip panik melihat Hyun Jung di keroyok. Ia kemudian melepas sepatunya dan melemparnya ke arah gadis yang hendak memukul Hyun Jung.
Pul Ip menarik Hyun Jung dan melarikan diri, namun kaki Pul Ip terluka terkena sesuatu sehingga ia kesulitan berlari. Hyun Jung membantunya. Beruntung saat itu ada bus sehingga mereka bisa naik ke bus tersebut.
Hyun Jung membawa Pul Ip ke apartemennya. "Ki Pul Ip, kau adalah orang pertama yang berkunjung ke rumahku. Bahkan Baek Hyun saja tidak tahu dimana aku tinggal."
"Kenapa?"
"Karena aku bergantung padamu sebagai teman pertamaku." kata Hyun Jung seraya mengenggam tangan Pul Ip. "Aku tidak pernah punya teman. Teman yang sesunggunya. Teman yang terluka untukku." Hyun Jung menunjuk kaki Pul Ip yang terluka.
"Kau punya Baek Hyun."
"Baek Hyun adalah suamiku. Bagaimana seorang suami bisa menjadi teman? Mandi dulu, aku akan menyiapkan pakaian untukmu."
Pul Ip melihat sekeliling. Di ruangan itu banyak sekali foto Baek Hyun dipasang.
Setelah mandi, Pul Ip dan Hyun Jung berniat tidur 30 menit. Hyun Jung tersenyum. "Sangat menyenangkan bila ditemani seseorang." katanya senang.
Bukannya tidur 30 menit, mereka malah tertidur hingga siang. Mereka kelabakan dan bergegas mengendap-endap masuk ke sekolah. Seok Ho menangkap basah mereka.
"Keluar tanpa izin menjadi tanggung jawab bersama!" omel Seok Ho pada semua anak.
"Kau tidak pernah bilang!" protes Baek Hyun.
"Sekarang aku bilang!" seru Seok Ho. "Karena Pul Ip dan Hyun Jung keluar tanpa izin, maka kalian semua harus berlari keliling lapangan!"
"Hah?"
"Kalian juga harus menghafalkan vocabulary bahasa Inggris ini saat berlari." ujar Seok Ho, menyerahkan selembar kertas pada mereka. Jika mereka belum bisa menghafal vocabulary tersebut, maka mereka harus terus berlari.
"Maaf." Hyun Jung mengangkat tangannya. "Kaki Pul Ip sedang terluka."
Baek Hyun terkejut dan maju. Chan Doo mendahuluinya, "Bagaimana bisa?"
"Tidak apa-apa." kata Pul Ip. "Aku bisa melakukannya."
Anak-anak berlari dan menghafal, kemudian Seok Ho menguji mereka. Semua anak berhasil lolos, namun Bong Goo mengalami sedikit kesulitan.
Anthony mengajarkan trik mengerjakan soal isian bahasa Inggris. "Yang perlu kalian ingat adalah, pertama menulis terjemahan, kedua jangan subjektif, dan ketiga tulis kata yang ada dalam pertanyaan. Ketiga metode ini disebut Metode Rahasia. Kalian juga harus mengerti maksud pembuat soal, kenapa ia mengosongkan di tempat tersebut."
Soo Jung melihat mereka dari luar dan menirukan cara mengajar Anthony di kamar mandi. Di sana, tanpa sengaja ia melihat seorang laki-laki di atas papan pembatas toilet wanita. Soo Jung berteriak dan kabur, lalu pingsan di depan Seok Ho saking shocknya.
Guru Lee Eun Yoo menghabisi pengintip itu dengan sekali tebas. Pengintip itu pingsan.
Guru Lee membagikan buku tebal berisi kosa kata yang perlu dihafal oleh anak-anak.
"Apakah guru tidak punya metode rahasia?" tanya Bong Goo.
"Jika aku tidak punya metode rahasia, untuk apa Kang Seok Ho membawaku kemari?" ujar Guru Lee santai. "Ujian tengah semester tinggal sebentar lagi. Kalian harus bersemangat. Menghafal semua kata yang ada di dalam buku tersebut... adalah kuncinya."
"Kupikir kau adalah guru yang berbeda." kata Hyun Jung.
"Karena kemarin kau memberi kami komik itu." ujar Chan Doo, nyengir.
"Kupikir kau akan mengajari kami dengan metode yang menyenangkan." ujar Pul ip kecewa.
"Begitukah?" tanya Guru Lee. "Kalian semua salah."
Seok Ho membawa Soo Jung dan si pengintip ke rumah sakit.
Soo Jung sangat terkejut melihat si pengintip tidur di ranjang di samping ranjangnya. Seok Ho menenangkannya. "Kenalkan. Ini adalah guru Ilmu Pengetahuan, Jang Young Shik." ujar Seok Ho.
Soo Jung shock.
"Se se senang.. ber berkenalan.. de denganmu." ujar Guru Jang terbata-bata.
Guru Jang menjelaskan bahwa ia ada di toilet wanita karena mengejar kupu-kupu. Ia adalah tipe orang yang penggugup dan bicara dengan terbata-bata. Ketika melihat Guru Lee, Guru Jang langsung sembunyi, ketakutan.
"Aku Lee Eun Yoo." ujar Guru Lee memperkenalkan diri. "Tolong lupakan masalah tadi."
"Y.. ya."
Soo Jung memperkenalkan Jang Young Shik pada anak-anak. Dengan malu-malu, Guru Jang masuk. "A a aku a a adalah a adik ke ke kelas Ka ka kang Se se se." ujarnya terbata-bata.
"Guru Jang Young Shik adalah adik kelas Kang Seok Ho." kata Soo Jung membantu. "Guru Jang memang pemalu jika berhadapan dengan orang yang baru dikenalnya. Kau akan lebih baik jika sudah akrab, kan?" tanya Soo Jung pada Guru Jang.
Guru Jang ragu-ragu sejenak, kemudian mengangguk kagok.
"Maaf, sebentar lagi kami ujian tengah semester, jadi jadwal kami padat." kata Baek Hyun sadis.
Guru Jang merasa tersinggung dan hampir menangis. Ia kemudian keluar dari ruang kelas.
Soo Jung dan Seok Ho menenangkannya, namun Guru Jang sepertinya sudah putus asa. Ia kemudian memutuskan untuk pergi.
Soo Jung mengejarnya dan membujuknya. Guru Jang akhirnya bersedia mencoba.
Hyun Jung dan Pul Ip menjadi teman baik.
Ketika Guru Cha memasangkan Pul Ip dan Baek Hyun agar mereka bisa saling menjelaskan soal yang diberikan, Hyun Jung menatap mereka dengan pandangan aneh.
"Pul Ip," panggi Hyun Jung ketika ia dan Pul Ip sedang mencuci piring. "Apa kau... menyukai Baek Hyun?"
"Hah?" Pul Ip ragu-ragu. "Kau menyukai Baek Hyun. Kalian adalah pasangan, yang lengket satu sama lain."
"Aku memanggilnya 'suami' karena aku menyukainya dan mencoba mendekatinya." kata Hyun Jung. "Kadang ketika aku melihat, kau seperti itu dan Baek Hyun seperti itu, aku merasakan bahwa kalian saling menyukai."
"Apa yang katakan?" ujar Pul Ip mengelak. "Kami bertengkar terus bila kami bertemu."
"Ia tidak pernah bertengkar denganku." kata Hyun Jung sedih. "Kau hanya akan bertengkar dengan seseorang karena kau tertarik padanya. Tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa walau hanya menyukainya sepihak. Tapi... jika kau menyukai Baek Hyun, aku tidak akan mendekatinya lagi. Karena kau adalah teman baikku. Apa kau menyukainya?"
"Ya." jawab Pul Ip. Hyun Jung hampir menjatuhkan mangkuk yang dipegangnya. "Aku menyukainya sama seperti aku menyukai Chan Doo dan Bong Goo... sebagai teman."
"Benarkah?" seru Hyun Jung senang.
Saat itu Chan Doo sedang mendengarkan pembicaraan mereka.
Anak-anak belajar. Namun di sela-sela belajar, mereka ada yang tidur, ada pula yang menggambar. Baek Hyun sepertinya punya sedikit motovasi untuk belajar walaupun motivasinya melenceng. Bukan karena ingin memperbaiki masa depannya, tapi agar ia bisa membuat Seok Ho berlutut di hadapannya.
Keesokkan harinya, giliran Guru Jang mengajarkan anak-anak Ilmu Pengetahuan. hal pertama yang ditulisnya di papan tulis adalah, "Pohon Ingatan." Pohon ingatan ini digunakan untuk membantu kemampuan mengingat otak. Pohon tersebut memiliki beberapa cabang, yang kemudian dituliskan dengan definisi, rumus atau gambar sehingga lebih mudah diingat.
Masing-masing anak membuat Pohon Ingatan dengan materi yang berbeda sehingga Pohon Ingatan tersebut lebih cepat dibuat. Namun menggambar pohon tersebut harus benar, jika tidak, maka malah akan membuat anak-anak yang lain akan bingung dan tidak mengerti.
Bukan hanya anak-anak. Seok Ho, Soo Jung dan Guru Jang juga ikut menggambar Pohon Ingatan tersebut.
Anak-anak belajar secara (setengah) intensif. Guru Cha memberi mereka banyak soal. Anak-anak mengerjakan, namun diselingi dengan tidur, mendengar musik, menggambar, dan bengong.
Seok Ho kecewa dengan nilai anak-anak yang hanya berkisar di angka 60. Ia melihat Bong Goo tertidur di kelas, kemudian menghukumnya dengan menyuruh Bong Goo berdiri di atas meja dengan satu kaki dan menghafalkan pelajaran.
Soo Jung protes karena hukuman itu terlalu berlebihan. Bong Goo menangis.
Seok Ho juga menyuruh Pul Ip dan Hyun Jung menghafal sambil berjalan jongkok, sementara Chan Doo dan Baek Hyun disuruh menghafal dengan posisi handstand.
Orang tua para murid kelas khusus ingin membuat kejutan untuk anak-anak mereka. Mereka bersama-sama masuk ke kelas dan melihat anak-anak mereka sedang dihukum. Mereka langsung marah-marah pada Seok Ho, kecuali nenek Baek Hyun, yang tersenyum dan memberi semangat pada Baek Hyun, kemudian pulang.
Tiba-tiba ayah Chan Doo datang. "Apa ini?!" bentaknya pada Seok Ho. "Kau mengajar disini karena ini?"
Seok Ho mengambil kertas yang dipegang ayah Chan Doo. Kertas itu ternyata adalah sebuah iklan.
"Beraninya kau menggunakan anakku untuk promosi iklan?!" seru ayah Chan Doo. "Chan Doo seharusnya sedang belajar di luar negeri,tapi fotonya ini sudah menyebar di internet."
"Jadi kau menggunakan anak-anak kami untuk mempromosikan dirimu?" omel ayah Bong Goo. "Kau ingin mengirim mereka ke universitas bagus agar kau bisa terkenal?"
Seok Ho meremas kertas yang dipegangnya dengan marah.
Soo Jung menelepon Anthony, namun Anthony menolak teleponnya.
"Ayo pergi!" ajar ayah Chan Doo.
"Aku tidak mau." jawab Chan Doo tegas. Ayah Chan Doo memerintahkan anak buahnya untuk memaksa dan menyeret Chan Doo. Chan Doo mencoba melepaskan diri. "Aku bilang, aku tidak mau pergi!"
Ayah Chan Doo kehilangan kesabaran dan memukul putranya itu. Para guru sekolah Byung Moon mengintip senang lewat jendela.
"Semuanya tolong keluar!" teriak Baek Hyun. "Kenapa kalian tiba-tiba datang dan membuat keributan? Bagi kami, satu detik, satu menit adalah darah. Kami tidak pintar belajar, jadi kenapa kalian mengganggu? Tolong keluar. Kami... harus belajar. Ujian tengah semester ini, kami harus mendapat nilai sempurna."
Baek Hyun melihat ke arah teman-temannya. "Kalian... apa kalian lupa bahwa kita harus mendapat nilai sempurna? Hanya karena kalian mengantuk dan tidak bisa menghafal... Apa kalian tidak merasa terhina karena orang ini (ia menunjuk Seok Ho) memperalat kalian?"
"Diam kau, Hwang Baek Hyun!" seru Seok Ho.
"Aku akan maju terus dan mendapat nilai sempurna." teriak Baek Hyun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar