Silahkan Mencari !!!

Info!!!

kelanjutan fan fiction & recap drama semua ada di blog q yang baru
fanfic : www.ff-lovers86.blogspot.com
recap : www.korea-recaps86.blogspot.com
terima kasih...

Rabu, 01 September 2010

Winter Sonata (Episode 8)


Mabuk Yoo-jin mendadak hilang saat melihat dengan samar-samar Min-hyeong melepas kacamatanya, sehingga sosoknya serupa dengan Joon-sang. Ia langsung memanggil pria itu mendekat, dan terus memanggil-manggil nama Joon-sang. Begitu Yoo-jin memeluknya, Min-hyeong langsung teringat dengan perkataan Chae-lim.

Saat keduanya nyaris berciuman, Min-hyeong langsung mengucapkan perkataan yang membuat Yoo-jin sakit hati. Rupanya, pria tersebut menganggap hal itu hanyalah salah satu akal bulus Yoo-jin untuk mendekatinya. Gadis itu langsung berlari meninggalkan apartemen Min-hyeong dengan berurai air mata.

Di restoran tempat peristirahatan musim dingin, Min-hyeong yang sedang diramal memperoleh kartu Wheel of Fortune di tiga kesempatannya. wanita yang meramal menyebutkan bahwa jodoh pria itu adalah wanita yang memiliki kartu yang sama. Min-hyeong tentu saja tidak mempercayai ucapan wanita itu.

Ia berusaha mengorek masa lalu Yoo-jin melalui senior gadis itu, dan menyebutkan kalau Yoo-jin pastilah seorang wanita yang telah memiliki banyak pacar. Ucapan tersebut dimentahkan oleh keterangan sang senior, yang menyebut Yoo-jin sebagai gadis yang setia dan tidak pernah berganti pacar. Min-hyeong kembali bingung.

Saat makan malam, salah seorang pekerja di tempat peristirahatan berulah dengan menyebut dirinya tidak sudi diperintah oleh gadis muda seperti Yoo-jin. Hal tersebut ternyata hanya lelucon belaka, pria setengah baya tersebut telah mengenal Yoo-jin sejak lama. Dari pria itu pula Min-hyeong mengetahui kalau Yoo-jin tidak kuat minum.

Belakangan, Marcian memutuskan untuk memecat pria tua itu karena nyaris menyebabkan kebakaran. Yoo-jin yang tidak setuju langsung menghadap Min-hyeong, dan keduanya berdebat. Yoo-jin memberi alasan bahwa pria itu mabuk karena hari tersebut adalah perayaan ulang tahun kematian istrinya, namun Min-hyeong tidak setuju hal tersebut digunakan sebagai alasan.

Min-hyeong menyebut bahwa hadiah terbaik bagi orang yang telah meninggal adalah melupakannya, sementara Yoo-jin menyebut bahwa Min-hyeong sama sekali belum pernah merasakan cinta sejati sehingga tidak tahu penderitaan pria tua itu. Di kamar, mereka memikirkan perkataan masing-masing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar