Silahkan Mencari !!!

Info!!!

kelanjutan fan fiction & recap drama semua ada di blog q yang baru
fanfic : www.ff-lovers86.blogspot.com
recap : www.korea-recaps86.blogspot.com
terima kasih...

Kamis, 02 September 2010

Jejoongwon (Episode 19)

Bandit menembakkan peluru ke arah Hwang Jung dan Seok Ran.

Hwang Jung dan Seok Ran menunduk untuk melindungi diri, kemudian berlari pergi.

"Kejar mereka!" teriak pemimpin bandit.

Hwang Jung dan Seok Ran berlari, namun mendadak Seok Ran terpeleset dan jatuh berguling-guling ke bukit.

"Nona, kau tidak apa?" tanya Hwang Jung, membantu Seok Ran berdiri.

Mereka bersembunyi.

"Sudah, biarkan saja mereka." Hwang Jung bisa mendengar salah seorang bandit berkata. "Jika mereka tidak mati dimakan binatang buas, mereka pasti akan mati kedinginan. Ayo pergi!"

Akhirnya mereka berhasil meloloskan diri dari para bandit.

Karena hari sudah terlalu malam, ditambah lagi mereka berada di tengah hutan, Hwang Jung dan Seok Ran terpaksa menginap di dalam sebuah gua.

Seok Ran terlihat kedinginan. Hwang Jung melepas baju luarnya dan memberikannya pada Seok Ran.

"Aku akan menyalakan api untukmu." kata Hwang Jung. Ia mencari sebuah kayu dan menggosok-gosokkan kayu tersebut agar mendapatkan api. Seok Ran membantunya meniup.

Chilbok berlari-lari mencari Do Yang untuk memberitahukan bahwa Seok Ran pergi mencari pasien dengan penyakit kulit yang pernah diperiksa Dr. Allen. Do Yang menjadi sangat cemas dan memerintahkan Chilbok memanggil orang untuk mencari Seok Ran.

Seok Ran terlihat sangat mencemaskan ayahnya. Hwang Jung berusaha menenangkannya.

"Jangan terlalu khawatir." kata Hwang Jung. "Setelah matahari terbit, kita bisa menemui pasien itu dan membawanya ke kantor polisi sebagai saksi."

"Kuharap begitu." kata Seok Ran murung. "Kuharap kita tidak akan terlambat."

"Tentu saja tidak. Kita akan tiba tepat waktu." kata Hwang Jung menenangkan.

Seok Ran menjadi sedikit tenang. Ia kemudian berserita mengenai masa kecilnya bersama ayahnya. Ketika sedang berjalan-jalan di pasar, Seok Ran pernah terpisah dari ayahnya. Hal itu membuatnya sangat takut. "Saat ini aku merasa sedang berada di masa itu."kata Seok Ran sedih. "Belakangan ini, aku pernah bermimpi bahwa aku akan kehilanganmu. Aku benci bila ditinggalkan sendirian."

"Mungkin aku tidak pantas mengatakan ini, tapi kurasa alasan kenapa Tuan Yoo membawamu melihat dunia adalah untuk menjadikanmu wanita yang kuat." kata Hwang Jung. "Kau harus kuat. Dan, kenapa kau berpikir bahwa kau akan ditinggalkan sendirian? Ada banyak orang di sekitarmu yang ingin membantumu. Jangan berpikir bahwa kau akan sendirian."

Seok Ran menatap Hwang Jung dengan mata berkaca-kaca, kemudian tersenyum dan mengangguk.

Di pemukiman miskin, Do Yang, Gwak, Mong Chong dan yang lainnya mencari-cari pasien Dr. Allen dengan penyakit kulit.

"Sedang apa kalian disini?" tanya seorang pria ketika Do Yang dkk hendak berjalan ke rumah penduduk yang lain. Pria itu adalah pria dengan penyakit fistula dubur yang pernah dioperasi oleh Dr. Allen. "Di sini banyak sekali bandit kalau malam. Lihat, kami menangkap satu."

Chilbok sangat terkejut melihat sepeda yang dibawa oleh warga. "Itu sepeda Nona Seok Ran!" serunya.

Warga mengantar mereka ke tempat dimana mereka menemukan bandit dan sepeda. "Kami menemukan sepeda dan bandit disini. Pasangan yang sepedanya dirampok, berlari ke arah gunung." katanya.

"Ke arah gunung?" seru Do Yang cemas.

"Aku yakin mereka akan baik-baik saja." kata Gwak menenangkan.

"Tapi disini dingin dan gelap. Aku harap mereka benar-benar baik-baik saja." kata Chil Bok.

"Perlukah kita mencari mereka?" tanya Gwak pada Do Yang. Do Yang berpikir.

"Itu sangat berbahaya!" kata pria fistula. "Bagaimana jika para bandit muncul?"

"Kita tidak punya pilihan." kata Do Yang. "Kita berpencar menjadi dua kelompok. Satu kelompok pergi ke gunung dan yang lainnya menunggu di desa. Siapapun yang menemukan mereka segera datang dan beritahu aku."

"Kau akan pergi kemana?" tanya Mong Chong.

"Di Jejoongwon atau di kantor polisi." jawab Do Yang. "Aku harus memikirkan cara untuk menyelamatkan Tuan Yoo."

Chilbok, Gwak dan Mong Chong pergi mencari Seok Ran dan Hwang Jung di tengah hutan.

Do Yang kembali ke Jejoongwon dan meminta tolong pada Dr. Heron agar menandatangani surat keterangan pemesanan sulfur oleh Jejoongwon. Namun Dr. Heron menolak karena ia tidak mendengar informasi apapun tentang sulfur dari Dr. Allen.

"Tapi jika berbohong untuk kebaikan maka..."

"Berbohong tetap saja berbohong." kata Dr. Heron.

"Kau bisa menyelamatkan nyawa orang lain!" kata Do Yang membujuk.

"Aku sudah pernah bilang, kebohongan hanya akan membuat situasi menjadi lebih buruk." kata Dr. Heron bersikeras. "Pergilah."

Do Yang keluar dan membanting pintu.

Di gua, Seok Ran tertidur di bahu Hwang Jung. Hwang Jung merasa tidak enak dan mendorongnya ke sisi lain hingga Seok Ran bersandar pada batu gua (tega banget sih! hehe). Hwang Jung kemudian menyelimuti Seok Ran dengan pakaian luarnya.

Keesokkan harinya, Seok Ran terbangun karena sinar matahari. Ia melihat berkeliling, Hwang Jung sudah tidak ada di dekatnya. Seok Ran panik. Ia bergegas berlari keluar dari gua untuk mencari Hwang Jung.

Rupanya Hwang Jung sedang berada di sebuah tempat yang dipenuhi bunga azalea.

"Tuan Hwang!" panggil Seok Ran, hampir menangis. "Kemana saja kau?"

"Aku mencari sesuatu untuk dimakan." jawab Hwang Jung.

"Jangan tinggalkan aku seperti itu lagi." kata Seok Ran,negambek.

"Maafkan aku." kata Hwang Jung. "Aku tidak akan melakukannya lagi."

"Apa itu?" tanya Seok Ran, melihat bunga yang dikumpulkan Hwang Jung. "Itu azalea?"

"Ya. Musim semi akan segera tiba. Bunga azalea mekar dimana-mana." jawab Hwang Jung.

Seok Ran mengambil satu bunga dan memakannya. "Ini lezat." katanya, tersenyum. Seok Ran kemudian mengambil satu bunga dan ingin menyuapkan pada Hwang Jung.

"Aku bisa sendiri." tolak Hwang Jung.

"Cobalah." ujar Seok Ran bersikeras.

Hwang Jung membuka mulutnya dan Seok Ran menyuapkan bunga Azalea. "Ini enak." kata Hwang Jung.

Di pihak lain, Gwak, Chilbok dan Mong Chong berbincang di dekat kumpulan bunga Azalea. Chil Bok sedang asyik makan sementara Gwak bertanya mengenai sahabatnya. "Apa yang akan kalian lakukan jika sahabatmu lebih memilih cinta dibanding persahabatan?" tanyanya. Gwak rupanya takut kehilangan Hwang Jung.

Chil Bok salah sangka. Ia mengira Gwak sedang membicarakan Mong Chong dan Mak Saeng.

Mereka kembali berjalan, dan berhasil bertemu dengan Hwang Jung dan Seok Ran.

Hwang Jung dan Seok Ran mencari pasien berpenyakit kulit. Mereka berhasil menemukan pasien yang benar. Hwang Jung meminta bantuannya untuk ikut ke kantor polisi sebagai saksi.

Di lain sisi, Do Yang sepertinya sudah menemukan cara untuk menyelamatkan Tuan Yoo.

Hwang Jung dan yang lainnya bergegas berlari ke kantor polisi. Mulanya para penjaga tidak membiarkan mereka masuk, tapi teman polisi Do Yang mengizinkan mereka.

"Aku tidak bersalah." kata Tuan Yoo saat pengadilan langsung di depan Raja. "Sulfur itu dibeli untuk keperluan medis."

"Lalu siapa yang membeli sulfur sebagai bubuk mesiu untuk senjata para bandit?" tanya Polisi. "Sudak jelas bahwa kau berniat mengeruk keuntungan besar dengan menyelundupkan sulfur!"

"Tidak. Aku tidak pernah melanggar aturan ketika melakukan perdagangan." ujar Tuan Yoo bersikeras. "Tolong percayalah padaku."

"Yang Mulia, kau harus membasmi korupsi ini sampai akar-akarnya." kata polisi.

"Apakah kau punya bukti bahwa sulfur tersebut dipergunakan untuk keperluan medis?" tanya Raja.

"Yang Mulia, sulfur tersebut dibeli dengan permintaan Dr. Allen." kata Tuan Yoo menjelaskan.

"Allen sedang ada di Amerika saat ini!" seru Raja. "Bagaimana kau bisa membuktikan itu?"

"Ampuni kami, Yang Mulia!" seru Tuan Yoo dan teman-temannya.

Kepala polisi maju ke depan dan berlutut di hadapan Raja. "Yang Mulia, namaku Lee Gang Wook. Aku membawa jurnal medis Dr. Allen yang tertuliskan bahwa sulfur tersebut ia butuhkan untuk pengobatan. Selain itu, pasien yang ingin diobati juga akan memberikan pengakuan."

"Yang Mulia, bagaimana kita bisa membuktikan itu semua?" tanya Polisi lain. "Mungkin memang benar bahwa Dr. Allen meminta sulfur, tapi bagaimana kita bisa tahu bahwa ia meminta pada Tuan Yoo? Lagipula, saksi bisa diciptakan dengan mudah."

Baek Do Yang turun tangan. Ia menyerahkan sebuah surat pada Raja. "Yang Mulia, aku adalah murid kedokteran Jejoongwon. Aku membawa surat keterangan dari Dr. Heron."

Chung Hwan menarik napas. Seok Ran dan Hwang Jung berpandangan bingung.

Raja menerima surat yang diberikan Do Yang. Surat tersebut ditulis oleh Heron dengan menggunakan bahasa Korea. Polisi mencurigai surat tersebut karena yang ditulis dengan tulisan latin hanyalah tanda tangan Heron. Namun, akhirnya Raja memutuskan bahwa Tuan Yoo dinyatakan tidak bersalah dan berniat menyelidiki mengenai penyelundupan tersebut sampai ke akar-akarnya.

Do Yang lega. Kenyataannya adalah Dr. Heron tidak pernah mau menandatangani surat keterangan dan Do Yang memalsukan tanda tangannya.

Di Jejoongwon, banyak sekali warga yang datang dan mencari Hwang Jung. Karena Nenek tua yang pernah memberi Hwang Jung telur datang bersama cucunya. Nenek tersebut sudah tidak bisa melihat dengan jelas.

Dr. Heron memeriksanya. "Kami bisa mengobati matamu dengan operasi." kata Dr. Heron.

"Apa maksudmu?" tanya Nenek.

"Artinya, Nenek akan bisa melihat lagi!" kata Nang Rang.

"Benar, Nenek." kata Dr. Heron.

Do Yang menggendong Tuan Yoo di punggungnya dan membawanya ke Jejoongwon untuk diobati.

Tuan Yoo berterima kasih pada Dr. Heron karena telah menyelamatkan nyawanya. Dr. Heron tidak mengerti. Ia melirik tajam ke arah Do Yang.

Hwang Jung merasakan ada sesuatu yang aneh.

Duta Besar Jepang kesal setengah mati karena rencana mereka gagal.

Watanabe dan Suzuki tersenyum. "Kini saatnya menjalankan rencana kita." kata Watanabe. Ia dan Suzuki berniat menemui Ma Dang Gae.

Di kamarnya, Hwang Jung membuka bajunya. Sekuntum bunga Azalea tertempel di bajunya dan terjatuh. Tanpa berkata apa-apa, Jang Geun memakan bunga itu.

"Kenapa kau memakannya?!" teriak Hwang Jung, membuat Jang Geun sangat terkejut.

"Kenapa? Apakau lapar?" tanya Jang Geun. "Aku tidak tahu bunga ini begitu berharga." Ia membuka telapak tangannya dan bunga tersebut ada di sana. Jang Geun hanya berpura-pura memakannya.

Hwang Jung menyimpan bunga tersebut di dalam jurnal Dr. Allen.

Keluarga Yoo berhutang budi pada Do Yang. Mereka tahu bahwa Do Yang telah menulis surat palsu dan membohongi Raja.

"Kau seperti ayahku sendiri." kata Do Yang. "Bagaimana bisa aku hanya duduk diam?"

Seok Ran memandang Do Yang dengan mata berkaca-kaca, merasa bersalah karena kini hatinya sudah berpaling pada Hwang Jung.

Do Yang pergi ke sekolah bangsawan untuk menjemput murid yang batuk-batuk agar diberi perawatan di Jejoongwon.

Ketika sampai di Jejoongwon, Do Yang mendekati Hwang Jung. "Aku dan Direktur akan melakukan thoracentesis pada pasien yang terkena pleuritis (radang selaput paru-paru). Maukah kau bergabung bersama kami? Aku ingat kau pernah mengatakan bahwa salah satu keluargamu ada yang terkena pleuritis."

"Ya, aku ingin bergabung." jawab Hwang Jung.

"Ayo ikut aku." ajak Do Yang. "Aku sudah memberitahu Direktur."

Hwang Jung melihat bagaimana Dr. Heron mengobati pasien tersebut. Ia teringat pada ibunya.

"Terima kasih." kata Hwang Jung pada Do Yang ketika mereka telah selesai. "Berkat kau, aku bisa belajar hal baru."

"Tidak masalah." kata Do Yang, tersenyum. "Tapi aku ingin tahu, siapa di keluargamu yang terkena pleuritis?"

"Ia adalah ibuku." jawab Hwang Jung.

Do Yang terlihat ikut prihatin dan sedih. Ia bercerita pada Hwang Jung bahwa ia tidak tahu kabar ibunya sendiri. Ibunya diusir dari rumah ketika Do Yang masih berumur 5 tahun. "Tapi Seok Ran selalu ada di sisiku." katanya.

Do Yang menyatakan keinginannya untuk menikahi Seok Ran pada pamannya, Kyu Hyun.

Kyu Hyun tidak setuju pada rencananya karena kedudukan keluarga Yoo terlalu rendah bagi keluarga bangsawan, tapi tekad Do Yang sudah bulat. Ia akan mengirim pinangan pada keluarga Yoo.

Do Yang menulis surat pinangan tersebut dan menyuruh Gwak mengantarkannya.

Di istana, Dr. Heron mengetahui bahwa Do Yang telah memberikan surat keterangan palsu pada Raja.

Gwak pergi ke kamar Hwang Jung dan memberikan surat dari Do Yang.

"Pergilah." kata Hwang Jung. "Kita tidak boleh membaca surat orang lain."

"Mungkin isinya petanyaan ujian." kata Jang Geun curiga. "Coba berikan padaku!"

Jang Geun mengambil surat tersebut dan membacanya. Raut wajah Jang Geun berubah. "Hwang... Sepertinya kau harus melihat ini."

Hwang Jung menoleh dan menerima surat tersebut. Hwang Jung membaca surat tersebut. Isinya adalah pinangan pernikahan. Ia melipat kembali surat tersebut. "Tidak ada yang penting. Ia hanya bertanya tentang kesehatan Tuan Yoo." katanya.

Gwak mengambil surat tersebut dan pergi untuk mengantarkannya.

Hwang Jung terdiam.

Tuan Yoo membaca surat pinangan Do Yang. Nyonya Yoo sangat senang mendengar hal itu dan menari-nari bahagia.

"Ada apa, Ibu?" tanya Seok Ran, masuk ke dalam ruangan.

"Tuan Muda Do Yang akhirnya mengirimkan pinangan pernikahan." kata Nyonya Yoo ceria. "Seok Ran akan menikahi putra keluarga bangsawan!"

"Apa?" tanya Seok Ra, sangat terkejut dan tidak terlihat senang.

Nyonya Yoo meminta Tuan Yoo menuliskan balasan surat pinangan tersebut. "Cepat tulis!"

Seok Ran terdiam.

"Hwang, kau harus pergi." kata Jang Geun. "Jika kau mencintainya, kau harus menghentikan pernikahan itu. Kenapa kau hanya duduk disitu? Apakah kau tidak ingin menikahinya?"

Hwang Jung hanya diam dan duduk tidak bergerak.

"Apakah karena uang?" tanya Jang Geun. "Aku memang tidak tahu mengenai keadaan pribadimu, tapi tidak seharusnya kau duduk disitu dan tidak melakukan apa-apa."

Jang Geun sedih melihat sahabatnya. Ia kemudian keluar dari kamar.

Hwang Jung membuka jurnal Dr. Allen dan melihat sekuntum bunga Azalea di sana.

"Belakangan ini, aku pernah bermimpi bahwa aku akan kehilanganmu." ia teingat Seok Ran pernah berkata.

Hwang Jung bangkit dari duduknya dan berlari pergi.

Seok Ran duduk diam di hadapan ayah dan ibunya.

"Ayah..." panggil Seok Ran. "Aku..."

"Saat aku dalam penjara, yang paling kucemaskan adalah kau." kata Tuan Yoo pada Seok Ran. "Aku yakin tidak ada orang lain yang lebih baik untukmu selain Tuan Muda Do Yang."

"Tentu saja tidak!" seru Nyonya Yoo setuju.

"Keluarga kita tidak punya kekuatan untuk menolak proposal ini, kau mengerti?" tanya Tuan Yoo.

Mata Seok Ran berkaca-kaca.

Tuan Yoo menulis balasan untuk surat Do Yang. "Sungguh sebuah kehormatan besar dengan memberikan Seok Ran sebagai istrimu."

"Ayah..." Seok Ran mencoba bicara lagi. "Aku... Aku tidak bisa menerima pinangan ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar