Di gereja, Joon-sang memegang kalung polaris yang diberikannya pada Yoo-jin dan sambil menatap gadis itu dengan tatapan meluluhkan, ia meminta supaya Yoo-jin mau menikahinya. Yoo-jin hanya bisa mengangguk, dan di menit berikutnya, mereka berciuman.
Paginya, Joon-sang dan Yoo-jin berjalan dengan gembira menuju tempat ski es sambil bergandengan tangan. Gadis itu berharap supaya musim dingin itu berlangsung selamanya, karena ia takut akan kehilangan Joon-sang lagi. Keduanya menghabiskan waktu dengan bermain salju, dan saat di bar, Joon-sang memainkan lagu The First Time.
Joon-sang memutuskan untuk langsung melamar kekasihnya tersebut ke ibu Yoo-jin, namun saat muncul di depan pintu, ia disambut dengan dingin. Pria itu mulai merasa lamarannya ditolak, namun Yoo-jin menghibur dan mengatakan bahwa ia akan berbicara dengan ibunya.
Dugaan Yoo-jin ternyata salah, ibunya tetap ngotot tidak memperbolehkannya bersanding dengan Joon-sang. Wanita setengah baya tersebut akhirnya menceritakan masa lalu yang sama sekali tidak diduga, ayah Yoo-jin ternyata sempat berpacaran dengan Mi-hee namun belakangan meninggalkannya dan menikah dengan ibu Yoo-jin.
Dalam keadaan yang semakin kacau tersebut, Joon-sang mendapat undangan minum bersama dari Sang-hyuk. Mantan tunangan Yoo-jin tersebut memberikan persetujuannya bila Joon-sang memutuskan untuk menikah, bahkan menyarankannya supaya kawin lari sebagai penyelesaian masalah.
***
Yoo-jin mendatangi Joon-sang yang sedang termenung di tengah padang es, namun saat ditegur ia kaget melihat pria itu meneteskan air mata. Joon-sang berkilah kala hal itu terjadi karena ia sedang pilek, dan langsung memeluk Yoo-jin dengan sangat erat.
Paginya, Joon-sang kembali mengajukan lamaran pada Yoo-jin, dan mengatakan kalau dirinya tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menyuntingnya. Yoo-jin terkejut melihat kenekatan Joon-sang, dan meminta waktu untuk berpikir. Dikamarnya, pria berkacamata tersebut mulai mengingat tentang foto ibunya saat muda, dan alasan ia lari dari rumah Yoo-jin sepuluh tahun silam.
Mendadak Yoo-jin muncul dan mengajaknya bicara sambil berjalan di tengah padang es. Gadis itu menanyakan keseriusan Joon-sang untuk menikahinya, dan menanyakan siapa saja yang akan menjadi saksi. Yoo-jin akhirnya setuju menikahi Joon-sang, dengan saksinya mereka berdua sendiri.
Di tempat lain, Sang-hyuk secara tidak sengaja mendengar pembicaraan ayahnya dengan seseorang di telepon, dan terkejut mendengar kemungkinan besar Joon-sang dan Yoo-jin adalah saudara sedarah. Ia langsung berlari meninggalkan rumah.
Sementara itu, Joon-sang mengenakan jas dan sedang mempersiapkan diri, ia menunggu kehadiran Yoo-jin di depan altar gereja. Gadis yang dicintainya itu muncul bagai bidadari dengan gaun pengantin yang sederhana namun memancarkan pesona. Sambil menyaksikan Yoo-jin perlahan mendekatinya, dalam hatinya Joon-sang memohon maaf pada Tuhan.
Sang-hyuk yang muncul terburu-buru tidak menemukan Yoo-jin, dan dari seniornya diketahui kalau gadis itu siap melangsungkan pernikahan di kapel. Sang-hyuk muncul tepat pada saat Joon-sang dan Yoo-jin saling mengucapkan ikrar pernikahan, dan meminta supaya pernikahan tersebut dibatalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar