Title : Masih Ada Hari Esok
Author : Sweety Qliquers
Genre : Romance
Production : www.korea-lovers86.blogspot.com
Production Date : 21 July 2010, 03.10 PM
Cast :
Park Shin Hye
Jung Yong Hwa
Jang Geun Suk
Masih Ada Hari Esok
Created By Sweety Qliquers
Butuh satu jam untuk mengenal seseorang, satu hari untuk jatuh cinta, namun untuk melupakannya bisa jadi butuh seumur hidup.
Pagi belum lagi beranjak siang, namun langit di atas kota Seoul kelabu tua. Mendung menyelimutinya. Hujan turun rintik-rintik. Air yang jatuh dari atas langit bagai jutaan jarum lembut. Membasahi genting, dedaunan, lalu mengalir sepanjang jalan menuju selokan.
Hari ini adalah hari keempat belas Park Shin Hye berada di rumah sakit. Setelah dioperasi pada hari pertama dan beristirahat total selama hampir dua minggu, dia akhirnya diperbolehkan pulang. Luka-luka di kakinya sudah mengering. Semua barang-barang Park Shin Hye juga sudah dimasukkan ke mobil.
Gadis itu mencoba berdiri meski dengan bantuan tongkat.
"Pagi, Dok!" sapanya begitu melihat dokter yang ikut membantu perawatannya sedang berbicara dengan seorang suster di pintu kamar.
Dokter muda itu memandangnya sejenak, lalu membalas sapaannya.
"Sudah mau pulang?"
"Ya, Dokter. Sekalian saya mau pamit."
"Baiklah, Park Shin Hye. Satu saja pesan saya, hidup harus berjalan terus. Kau tetap kuat dan tabah ya? Selain berusaha menjaga kondisi badan, mulailah berlatih berjalan setahap demi setahap."
Park Shin Hye mengangguk. "Terima kasih atas bantuannya, Dokter."
Lalu dibantu papa dan mamanya, gadis itu masuk ke dalam mobil. Semenit kemudian, mobil sedan yang membawanya telah melaju di jalan.
Park Shin Hye beralih ke tepi jendela. Hujan masih menyisakan rintiknya. Dia teringat kembali tentang Jang Geun Suk, pria yang sangat dicintainya, yang dulu pernah menemaninya merenda hari. Sampai detik ini, Park Shin Hye belum mampu melupakannya. Padahal cukup hitungan waktu untuk mengenang kehangatan dan cinta Jang Geun Suk padanya. Kecelakaan mobil telah membawa pria itu tidur lelap ditemani kedamaian. Sementara Park Shin Hye terpuruk dalam kesendiriannya kini.
Memang, tak seorang pun dapat menduga kapan musibah itu datang. Semuanya terjadi begitu cepat. Park Shin Hye sama sekali tak pernah menyangka, malam itu adalah malam terakhir dia bersama Jang Geun Suk. pria itu mengajaknya dinner seminggu menjelang keberangkatannya untuk melanjutkan sekolah ke negeri Paman Sam.
"Jika rentang waktu setahun ada 365 hari, maka berapa kali matahari terbenam yang akan kita lewatkan hingga kita bertemu lagi?"
"Aku tidak tahu, Jang Geun Suk." Park Shin Hye menatap kosong. Dia bahkan belum menyentuh potongan steak -nya yang terhidang di meja.
"Suatu hari nanti, aku ingin kita bisa menikmati matahari terbit bersama-sama. Begitu terus setiap hari." Jang Geun Suk menggenggam jemari Park Shin Hye lembut. Mencoba memberi keyakinan pada gadis itu.
Tapi nyatanya, apa yang terjadi sungguh ironis.
Park Shin Hye masih ingat betul, dalam perjalanan pulang Jang Geun Suk membanting setir mobilnya ke kanan guna menghindari tabrakan dengan mobil depan yang mengerem mendadak. Namun bukannya terhindar dari maut, tiba-tiba malah muncul mobil dari arah sebaliknya menabrak mereka.
Mobil Jang Geun Suk yang ringsek berat menjadi saksi bisu betapa kecelakaan itu demikian parah dan tak menyisakan ampun. Saat keduanya tak sadarkan diri di rumah sakit, pria itu duluan menghembuskan napas terakhirnya. Park Shin Hye beruntung masih selamat. Dia hanya menderita patah kaki ringan dan beberapa luka gores.
***
Satu tahun lebih berlalu....
Tak mudah memang bagi Park Shin Hye menjalani hari dengan trauma yang masih membekas. Tak seorang pun juga begitu ambil pusing dengan sikapnya yang tertutup dan cenderung pendiam. Ya, kecuali Jung Yong Hwa.
Kring! Begitu bel kampus berbunyi, Park Shin Hye bergegas meninggalkan ruangan. Rasanya ingin cepat-cepat pulang karena begitu banyak yang harus dikerjakannya di rumah siang ini.
"Park Shin Hye, tunggu! Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."
Park Shin Hye memperlambat langkahnya sambil menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. Tampak Jung Yong Hwa berlari-lari kecil ke arahnya. Sedikit terengah begitu berhasil menjejeri langkahnya.
"Aku tidak punya banyak waktu," Park Shin Hye lantas memotong seraya membalikkan tubuhnya.
"Please, aku hanya ingin bertanya. Bolehkah aku ke rumahmu malam minggu ini?" imbuh Jung Yong Hwa sambil tersenyum kikuk.
"Kenapa? Beberapa jam saja tidak melihatku, membuatmu merindukanku?" tatapan mata Park Shin Hye melunak.
"Jadi boleh aku main ke rumahmu?"
"Siapa yang bilang boleh?" Park Shin Hye mendelik. "Aku sibuk!"
"Sibuk? Memangnya kau punya bisnis apa?"
Park Shin Hye tertawa kecil. Jung Yong Hwa yang baik selalu mengingatkannya pada Jang Geun Suk. Tubuhnya yang tinggi menjulang, kulitnya yang putih serta senyum baby face-nya seolah menjelma pada diri Jung Yong Hwa. Hanya saja....
Park Shin Hye menarik napas dalam-dalam. "Pokoknya tidak boleh, kecuali...."
"Kecuali apa?"
"Kecuali kau bisa mempertemukanku dengan Jang Geun Suk," tantang gadis itu.
Jung Yong Hwa terperangah. Permintaan itu terasa janggal. Bagaimana mungkin mempertemukan orang yang masih hidup dengan orang yang sudah tidak ada di dunia ini? Park Shin Hye hanya mengada-ada.
Dan itu menjadi beban batinnya. Ternyata, menyadarkan seseorang yang terbelenggu cinta tak semudah yang dibayangkannya. Sayang dia keburu terbius oleh gadis itu. Sejak perkenalan pertama beberapa tahun silam, sebelum Park Shin Hye akhirnya menjadi milik Jang Geun Suk. Kalaupun saat itu dia memutuskan untuk mundur, itu semata karena Jung Yong Hwa yakin Jang Geun Suk dapat membahagiakan gadis yang sedikit manja itu.
Perkiraannya tidak meleset. Semuanya berlangsung baik-baik saja. Sampai tiba-tiba kabar buruk itu diterima: Jang Geun Suk meninggal akibat kecelakaan mobil.
***
Park Shin Hye menggenggam sebuah boneka beruang kecil di tangannya. Hadiah dari Jang Geun Suk di hari jadi mereka pacaran.
"Aku akan selalu memberimu boneka beruang ini di setiap tahun hari jadi kita. Sampai meja belajarmu penuh! Sebab aku ingin kita selalu bersama," kata Jang Geun Suk suatu saat.
Park Shin Hye mengenang hal itu dengan pahit. Hari ini seharusnya hari jadi mereka yang kedua, jika Jang Geun Suk masih hidup tentunya. Betapa Park Shin Hye merindukan senyum, tawa, perhatian, bahkan omelan pria itu disaat dirinya lupa sarapan pagi. Sudah setahun pula Park Shin Hye terus menyalahkan dirinya atas kecelakaan yang menimpa Jang Geun Suk. Andai saat itu dia tidak mengganggu konsentrasi Jang Geun Suk menyetir dengan mengajaknya mengobrol. Andai dinneritu tak pernah ada. Ah, andai....
Sebuah ketukan di pintu membangunkan lamunannya.
"Park Shin Hye, ada temanmu yang datang. Kalau tidak salah namanya Jung Yong Hwa."
"Eh... iya, Ma." Park Shin Hye buru-buru menyusut airmatanya.
Untuk apa lagi Jung Yong Hwa kemari? Bukannya aku sudah bilang tidak usah mampir?
Di ruang tamu, Park Shin Hye melihat pria itu sedang duduk terpekur menatap lantai. Wajahnya langsung sumringah begitu melihat dirinya.
"Hai!" sapa Jung Yong Hwa spontan. Park Shin Hye hanya bisa diam mematung di ujung meja. Jung Yong Hwa kelihatan begitu lembut malam ini, dan dia begitu tampan dengan kemeja putihnya itu.
"Malam minggu tidak keluar?" tanya pria itu lagi.
Park Shin Hye menggeleng. "Mana ada yang mau mengajak wanita kuper dan berantakan sepertiku kencan di malam Minggu."
"Kau serius? Aku mau!"
Park Shin Hye tersenyum simpul. pria di hadapannya ini, tak putus-putusnya menghibur dirinya sejak kepergian Jang Geun Suk. Park Shin Hye tidak buta. Dia sadar perhatian Jung Yong Hwa selama ini.
"Tapi kau belum mengabulkan permintaanku. Kau belum mempertemukanku dengan Jang Geun Suk," Park Shin Hye mengingatkan.
" Park Shin Hye... kau tahu sendiri hal itu tidak mungkin," sahut Jung Yong Hwa.
"Terserah."
"Sampai kapan kau mau terus mengurung diri, Park Shin Hye? Aku yakin Jang Geun Suk juga tidak suka melihatmu seperti ini," suara Jung Yong Hwa terdengar lembut tapi tegas.
"Kalau tidak suka, kau boleh tidak peduli," jawab Park Shin Hye dingin.
"Aku peduli, karena aku menyayangimu!" jawab Jung Yong Hwa gemas.
"Maafkan aku, Jung Yong Hwa. Tapi Jang Geun Suk tetap hidup di hatiku," jawab Park Shin Hye setengah terbata. Jang Geun Suk, kau di mana? Berilah aku suatu pertanda jika kau juga tak pernah melupakan ku, bisiknya.
"Jangan berburuk sangka dulu. Aku tak pernah memintamu melupakan Jang Geun Suk, Park Shin Hye. Aku hanya ingin kau membuka diri bagi orang-orang di sekitarmu. Kau sendiri yang bilang, kita harus menghargai waktu yang ada bersama orang-orang yang kita sayangi. Dan aku menghargai waktu yang aku punya bersamamu!"
Park Shin Hye terpana mendengar ucapan Jung Yong Hwa. Ada rasa haru menyeruak di hatinya.
"Aku menyukaimu sejak dulu, Park Shin Hye. Sejak kita pertama kali berkenalan. Aku ingin kau kembali ceria seperti dulu lagi," pinta Jung Yong Hwa sambil tersenyum manis.
Terima kasih, Jung Yong Hwa. Tapi aku...."
Jung Yong Hwa mengeluarkan sesuatu yang disembunyikannya sejak tadi. Astaga! Sebuah boneka beruang kecil. Antara percaya dan tidak percaya, Park Shin Hye menatap takjub saat tangan Jung Yong Hwa terulur padanya.
"Tadi sebelum ke sini, aku melihat boneka ini. Lalu aku berpikir untuk membelikannya untukmu karena setahuku kau suka pernak-pernik beruang. Sebuah awal yang bagus bukan? Jadi di kamarmu tidak harus selalu koleksi barang dari Jang Geun Suk." Lagi-lagi senyum tulus mengembang di wajah pria itu.
Park Shin Hye menerimanya dengan hati berdebar.
***
Angin malam menerpa ketika Park Shin Hye membuka jendela kamarnya. Poninya tersibak. Antara suka dan lara bergayut di hatinya. Park Shin Hye memandang boneka beruang kecil pemberian Jung Yong Hwa di tangannya, lalu menatap ke atas, menembus kelamnya langit di malam hari.
Park Shin Hye tersenyum tipis. Dipejamkannya mata. Alangkah terasa kehadiran Jang Geun Suk di sisinya. Entah mengapa kedamaian tiba-tiba menyelimutinya.
"Jang Geun Suk," gumamnya lirih, "Aku tak akan pernah melupakanmu meskipun kini sudah menerima uluran tangan Jung Yong Hwa untuk mengisi kekosongan hati ini, yang akan menemaniku melangkah di lembaran baru. Semoga kau mendapatkan kebahagiaan di tempatmu yang sekarang."
Angin kembali berdesir. Park Shin Hye membiarkan jendelanya tetap terbuka.
Sementara dari atas sana, betapa seseorang yang berpakaian seputih kapas itu tersenyum dan tampak melambai hangat kepadanya dari atas sana. Jang Geun Suk....
TAMAT
i love you Park Shin Hye
BalasHapuswow....
BalasHapuskenapa harus geun suk yang meninggal.. hiks..hiks..