Ninomiya Kazunari (27) salah satu member boy band paling terkenal di Jepang, Arashi, selalu all out di setiap penampilannya—meski dengan cara berbeda ketimbang akting.
Profesionalisme Nino terbentuk sejak awal berkarier. Bahkan saking kerasnya menerapkan standar buat dirinya, Nino yang masuk Johnny’s Entertainment di usia 13 tahun gara-gara sang sepupu mengirimkan surat pendaftaran tanpa sepengetahuannya ini sempat dicap sombong dan dikira meremehkan orang lain.
Padahal begitulah ia memosisikan diri secara natural. Ada keinginan untuk terus berkarya dan berprestasi tak terbendung dalam hatinya. Jadi wajar perjalanan kariernya mulus.
“Aku suka sekali belajar. Begitulah caraku menjalani hidup,” tuturnya.
Jauh sebelum bergabung dan debut di Hawaii bersama Arashi pada 1999, Nino mengasah bakat aktingnya di drama teater Stand By Me barengan kompatriotnya Masaki Aiba dan Matsumoto Jun. Sayang setelah itu Nino vakum tujuh tahun dari panggung teater dan lebih banyak berkecimpung di serial.
Peran utama perdana didapatnya di Dangerous After School bersama Subaru Shibutani yang dikisahkan sebagai saudara tirinya. Di masa itu jadwal Nino super padat. Apalagi bersama Arashi ditunjuk sebagai salah satu pengisi acara turnamen bola voli dan harus syuting drama pendek V no Arashi. Gara-gara kesibukannya itu, bobot tubuhnya sampai menyusut 7 kg dalam sebulan!
Beberapa tahun kemudian, pria kelahiran 17 Juni 1983 ini tetap menunjukkan tajinya. Kalau soal Arashi, ya sudahlah, ya tak usah panjang lebar dibahas. Semua orang juga tahu bagaimana fenomenalnya boy band ini. Tapi hebatnya karier solo Nino pun berjalan seimbang.
Berbagai karakter aneh dan luar biasa serial dijajalnya. Mulai dari murid yang sadar dirinya termasuk empat perjaka terakhir di sekolah dalam serial komedi Stand Up!!, sampai remaja autis yang kemudian jadi pelari maraton dalam serial berdasarkan kisah nyata, Marathon.
Tahun 2008, Nino juga dapat kesempatan beradu akting dengan Ryo Nishikido dan Erika Toda di Ryusei no Kizuna. Aktingnya sangat gemilang dan berhasil menggondol Outstanding Actor di Monte-Carlo Television Festival ke-49. Tahun ini Nino juga eksis di Last Promise sebagai Shuji Yamagowa, satpam yang terperangkap dalam sebuah gedung yang dibajak kawanan penjahat.
Dengan skrip yang unik-unik seperti itu, kerja keras Nino membuatnya tak mengalami kesulitan.
“Kuakui, untuk hal-hal yang menurutku tak penting, aku cepat lupa, hahaha. Kalau soal skenario, aku memilih untuk tidak menghafal. Bukan karena kemampuan mengingatku buruk, tapi lebih enak dan terasa jiwanya kalau melakukannya sesuai intrepretasiku, lebih bebas. Dan sepertinya itu yang dibutuhkan penonton.”
Dari segala torehan prestasi aktingnya, nama Nino tak terlepas dari Letters From Iwo Jima, film yang diproduseri Clint Eastwood. Selain menjadi anak didik Johnny’s Entertainment pertama yang main di film produksi Hollywood, namanya ikut berkibar sampai ke panggung penghargaan internasional!
Film yang tiketnya terjual lebih dari 13 juta lembar dalam sepuluh hari pertama penayangannya di Amerika ini berhasil memenangkan penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik di Golden Globe Awards ke-64.
“Aku sangat bangga bisa bekerja sama dengan Clint. Selain memberi tantangan juga membuka pikiranku lebih luas untuk menerima segala kesempatan untuk melakukan hal-hal baru. Aku akan tetap bekerja keras dan melakukan yang terbaik,” tegasnya.
Oke, Anda sudah mendengar panjang lebar pencapaian Nino di akting. Bagaimana dengan menyanyi? Apakah selain bersama Arashi, Nino minim karya solo? Nino menciptakan lagu “Kako” yang ditampilkannya dalam rangkaian tur Iza, Now! Nino yang jago main gitar, bas, harmonika, dan piano juga menciptakan musik untuk lagu bonus “Fight Song” di Love So Sweet dan dipakai di variety show G No Arashi.
Tahun 2008 ia juga menulis lirik dan ikut menciptakan musik untuk proyek solonya, “Gimmick Game.” Cinta Nino pada dua bidang yang ditekuni membuat Nino tak rela kalau diminta meninggalkan salah satunya.
“Aku bukan pemilih soal pekerjaan. Apa pun yang kujalani dengan hasrat akan terus kulakukan. Akting dan menyanyi membentuk keseimbangan untukku. Meski terkadang aku merasa lelah dan pernah sesekali terpikir untuk berhenti, selalu hasrat dan mimpiku yang menuntun terus bersemangat. Berkreasi, berkarya, bekerja sama dengan banyak orang -- ini hidup terbaik untukku.” Life is good!
Padahal begitulah ia memosisikan diri secara natural. Ada keinginan untuk terus berkarya dan berprestasi tak terbendung dalam hatinya. Jadi wajar perjalanan kariernya mulus.
“Aku suka sekali belajar. Begitulah caraku menjalani hidup,” tuturnya.
Jauh sebelum bergabung dan debut di Hawaii bersama Arashi pada 1999, Nino mengasah bakat aktingnya di drama teater Stand By Me barengan kompatriotnya Masaki Aiba dan Matsumoto Jun. Sayang setelah itu Nino vakum tujuh tahun dari panggung teater dan lebih banyak berkecimpung di serial.
Peran utama perdana didapatnya di Dangerous After School bersama Subaru Shibutani yang dikisahkan sebagai saudara tirinya. Di masa itu jadwal Nino super padat. Apalagi bersama Arashi ditunjuk sebagai salah satu pengisi acara turnamen bola voli dan harus syuting drama pendek V no Arashi. Gara-gara kesibukannya itu, bobot tubuhnya sampai menyusut 7 kg dalam sebulan!
Beberapa tahun kemudian, pria kelahiran 17 Juni 1983 ini tetap menunjukkan tajinya. Kalau soal Arashi, ya sudahlah, ya tak usah panjang lebar dibahas. Semua orang juga tahu bagaimana fenomenalnya boy band ini. Tapi hebatnya karier solo Nino pun berjalan seimbang.
Berbagai karakter aneh dan luar biasa serial dijajalnya. Mulai dari murid yang sadar dirinya termasuk empat perjaka terakhir di sekolah dalam serial komedi Stand Up!!, sampai remaja autis yang kemudian jadi pelari maraton dalam serial berdasarkan kisah nyata, Marathon.
Tahun 2008, Nino juga dapat kesempatan beradu akting dengan Ryo Nishikido dan Erika Toda di Ryusei no Kizuna. Aktingnya sangat gemilang dan berhasil menggondol Outstanding Actor di Monte-Carlo Television Festival ke-49. Tahun ini Nino juga eksis di Last Promise sebagai Shuji Yamagowa, satpam yang terperangkap dalam sebuah gedung yang dibajak kawanan penjahat.
Dengan skrip yang unik-unik seperti itu, kerja keras Nino membuatnya tak mengalami kesulitan.
“Kuakui, untuk hal-hal yang menurutku tak penting, aku cepat lupa, hahaha. Kalau soal skenario, aku memilih untuk tidak menghafal. Bukan karena kemampuan mengingatku buruk, tapi lebih enak dan terasa jiwanya kalau melakukannya sesuai intrepretasiku, lebih bebas. Dan sepertinya itu yang dibutuhkan penonton.”
Dari segala torehan prestasi aktingnya, nama Nino tak terlepas dari Letters From Iwo Jima, film yang diproduseri Clint Eastwood. Selain menjadi anak didik Johnny’s Entertainment pertama yang main di film produksi Hollywood, namanya ikut berkibar sampai ke panggung penghargaan internasional!
Film yang tiketnya terjual lebih dari 13 juta lembar dalam sepuluh hari pertama penayangannya di Amerika ini berhasil memenangkan penghargaan Film Berbahasa Asing Terbaik di Golden Globe Awards ke-64.
“Aku sangat bangga bisa bekerja sama dengan Clint. Selain memberi tantangan juga membuka pikiranku lebih luas untuk menerima segala kesempatan untuk melakukan hal-hal baru. Aku akan tetap bekerja keras dan melakukan yang terbaik,” tegasnya.
Oke, Anda sudah mendengar panjang lebar pencapaian Nino di akting. Bagaimana dengan menyanyi? Apakah selain bersama Arashi, Nino minim karya solo? Nino menciptakan lagu “Kako” yang ditampilkannya dalam rangkaian tur Iza, Now! Nino yang jago main gitar, bas, harmonika, dan piano juga menciptakan musik untuk lagu bonus “Fight Song” di Love So Sweet dan dipakai di variety show G No Arashi.
Tahun 2008 ia juga menulis lirik dan ikut menciptakan musik untuk proyek solonya, “Gimmick Game.” Cinta Nino pada dua bidang yang ditekuni membuat Nino tak rela kalau diminta meninggalkan salah satunya.
“Aku bukan pemilih soal pekerjaan. Apa pun yang kujalani dengan hasrat akan terus kulakukan. Akting dan menyanyi membentuk keseimbangan untukku. Meski terkadang aku merasa lelah dan pernah sesekali terpikir untuk berhenti, selalu hasrat dan mimpiku yang menuntun terus bersemangat. Berkreasi, berkarya, bekerja sama dengan banyak orang -- ini hidup terbaik untukku.” Life is good!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar