Silahkan Mencari !!!

Info!!!

kelanjutan fan fiction & recap drama semua ada di blog q yang baru
fanfic : www.ff-lovers86.blogspot.com
recap : www.korea-recaps86.blogspot.com
terima kasih...

Sabtu, 12 Juni 2010

Naluri Perempuan

Title : Naluri Perempuan
Author : Sweety Qliquers
Genre : Family/Comedy
Label : Yoon Eun Hye, Gong Yoo
Production : www.rainlovers86.blogspot.com
Production Date : Jum’at, 11 Juni 2010 – 03.09 PM
Cast :
Yoon Eun Hye as Kang Hye Bin (Hye Bin)
Gong Yoo as Cha Bong Gun (Bong Gun)
Seo Shin Ae as Park Yeon Yi (Yeon Yi)
Kim Hyun Joo as Ny. Goo Hye Sun (Hye Bin Mother)
Lee Bo Young as Ny. Son Dam Bi (Yeon Yi & Bong Gun Mother)
Ahn Jae Wook as Tn. Dong Seo Woo (Yeon Yi & Bong Gun Father)














Kang Hye Bin berkemas dengan cepat. Beberapa lembar pakaian dijejalkannya ke dalam tas plastik secara sembarangan. Di luar kamar, Ny. Goo Hye Sun-Ibunya ternyata sudah mencegatnya.

“Kau mau pergi dengan meninggalkan kapal pecah seperti itu?”

Kang Hye Bin berpaling dengan sebal, memandang sekilas celana pendek dan handuk yang tergolek di atas kasur. Buku-buku masih berserakan di lantai, bersaing dengan kotak DVD dan kertas tisu yang tercerai-berai.

“Bagaimana mungkin kau bisa mengurus seorang bocah jika mengurus diri sendiri saja tidak becus? Ampun, Hye Bin, kau ini sudah besar. Harusnya mulai belajar banyak untuk menjadi perempuan sejati. Perempuan yang bisa mengurus diri sendiri, mengurus rumah....”

“Perempuan sejati... ?” gumam Kang Hye Bin.

Dengan bersungut Kang Hye Bin mengemasi barang-barang yang berserakan itu dan menumpuk asal-asalan di sudut kamar. Ny. Goo Hye Sun mengawasinya sambil menggeleng-gelengkan kepala putus asa. Tak urung nanti dia sendiri yang akan membereskannya.

“Ibu pasti senang, karena dua hari ini seisi rumah akan rapi tanpa aku.” Hye Bin bersungut. “Atau justru kehilangan? Rindu? Hmmm, tidak usah telpon-telpon, ya!”

Ny. Goo Hye Sun menyembunyikan senyumnya. Ya, rumah akan terasa sepi tanpa Kang Hye Bin. Dua hari ini Kang Hye Bin akan tinggal di rumah keluarga Dong Seo Woo. Tn.Dong Seo Woo, teman Ayah Kang Hye Bin itu, meminta tolong Kang Hye Bin untuk kesekian kalinya menjadi penjaga rumah. Bedanya kali ini, di rumah ada Park Yeon Yi. Tn. Dong Seo Woo dan Ny. Son Dam Bi-istrinya akan pergi selama akhir pekan keluar kota, untuk urusan keluarga yang katanya sangat penting. Park Yeon Yi yang berusia tujuh tahun terpaksa tidak bisa ikut karena baru saja sembuh dari sakit.

“Kau bisa menjaga Yeon Yi selama dua hari saja, kan?” tanya Ny. Son Dam Bi tempo hari.

Kang Hye Bin terpaksa bilang iya, meski ia juga mengeluh dalam hati. Ia tahu persis siapa Park Yeon Yi. Memang tidak terlalu nakal, tapi bisa jadi akan sangat merepotkannya. Tapi Kang Hye Bin tidak ingin menolaknya. Beberapa kali ia menjadi tenaga sukarela di rumah keluarga Dong Seo Woo, ia tak pulang dengan tangan hampa. Hanya pindah tidur dua hari saja, pulangnya saku Kang Hye Bin dijejali dengan beberapa lembar uang ratusan ribu. Sangat lumayan untuk bersombong diri mentraktir teman.

Ketika Kang Hye Bin tiba di rumah itu, Tn. Dong Seo Woo dan Ny. Son Dam Bi sudah bersiap diri, bahkan mesin mobil sudah dihidupkan di halaman rumah. Park Yeon Yi nampak masih lemas, duduk di teras rumah mengawasi kesibukan kedua orangtuanya. Ia terlihat gembira ketika Kang Hye Bin menghampirinya.

“Just you and me, Yeon Yi!” sapa Kang Hye Bin.

Park Yeon Yi yang sejak kecil belajar berbahasa Inggris itu tersenyum lega.

“Can you play with me all night long?” bibir kecil itu berceloteh ringan, tak takut salah.

“Ups!” Kang Hye Bin memberi isyarat dengan telunjuknya. “Sssst, jangan sampai mereka tahu…,” bisik Kang Hye Bin sambil mengerling ke arah Ny. Son Dam Bi.

Park Yeon Yi tertawa senang.

Keduanya mengantar kepergian Tn. Dong Seo Woo dan Ny. Son Dam Bi.

Sesaat kemudian Kang Hye Bin menggandeng Park Yeon Yi dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

“Well? Kau mau apa dulu? Makan, berenang atau…?”

“Kata Ibu, kita tidak boleh keluar rumah. Lagipula…”

“Oh ya, anak baik. Kau harus beristirahat sebanyak mungkin. Jadi, bagaimana kalau kita menghabiskan sore dan malam ini untuk nonton film kartun?”

Park Yeon Yi melonjak gembira ketika Kang Hye Bin memperlihatkan tujuh keping DVD yang dibawanya.

***

Sore menjelang gelap, Kang Hye Bin dan Park Yeon Yi masih asyik di kamar besar yang serba lengkap dengan fasilitas itu. Kasur busa telah berpindah ke lantai, boneka-boneka besar segera berterbangan mencari sasaran.

Ini pekerjaan yang menyenangkan, batin Kang Hye Bin. Park Yeon Yi sangat mudah untuk ditaklukkan. Jangankan cuma dua hari, setahun bersama Park Yeon Yi pun Kang Hye Bin sanggup.

Kang Hye Bin mengejar Park Yeon Yi, mengincar kepalanya dengan boneka ulat bulu raksasa.

“Aduh, ramai sekali kalau dua anak kecil sedang bercengkerama …”

WHUUUUAAAA ….!!!

Kang Hye Bin menjerit keras. Ia kaget bukan kepalang karena tiba-tiba seseorang telah berdiri di ambang pintu.

“Kak Bong Gun!!!!” Park Yeon Yi melepaskan bonekanya dan melompat ke dalam gendongan cowok itu.

“Oo… my God! Jadi inikah manusia bernama Cha Bong Gun itu?” Batin Kang Hye Bin segera paham.

“Hai! Pasti kau… Kang Hye Bin yang terkenal itu. Ibu sudah sering sekali bercerita tentang kau.” Cowok superganteng itu mengulurkan tangannya.

“Dan kau pasti Cha Bong Gun, si sulung yang …” Kang Hye Bin meneruskan dalam hati, “Tampan, kuliah desain interior di GongYoo City dan nyaris tidak pernah pulang.”

Kang Hye Bin gemetaran ketika bersalaman. Satu hal yang di luar dugaannya adalah, Cha Bong Gun tak cuma tampan, tapi benar-benar luar biasa tampan. Kang Hye Bin sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa hari ini Cha Bong Gun akan pulang ke rumah.

Ini anugerah atau musibah?

Kang Hye Bin ingin saat itu juga memiliki keajaiban bisa menghilang. Tak terbayangkan betapa malunya tampil di depan cowok supertampan itu dalam keadaan superkusut, dengan kaus kedodoran dan celana superpendek yang warnanya sudah tak karuan lagi. Satu hal yang bisa dilakukannya adalah menyambar bed cover dan melilitkannya di pinggang untuk menyembunyikan celana pendek ajaibnya.

“Ayah dan Ibu pergi ke WooBin City, kak Hye Bin menemaniku menjaga rumah.” Park Yeon Yi menyelamatkan situasi dengan penjelasannya yang polos. Cha Bong Gun masih melongo.

“Sampai kapan?”

“Minggu malam baru pulang,” jawab Kang Hye Bin.

“Ah, jadi percuma aku pulang! Padahal Minggu sore aku sudah harus kembali ke GongYoo City.”

“Tapi…” Kang Hye Bin kembali salah tingkah. “Kebetulan juga, karena kau bisa menemani Yeon Yi yang sendirian.”

“Dan kau?”

“Pulang,” lirih Kang Hye Bin. “Oh, melayanglah sekian ratus ribu itu.”

“JANGAN PULANG!!!!”

Park Yeon Yi melompat-lompat kesal di atas kasur yang tergolek di lantai.

“Kak Hye Bin tidak boleh pulang! Kan janjinya mau nonton kartun sampai after midnight!”

“Tapi… bukankah sekarang sudah ada kakakmu? Kau sudah tidak sendirian lagi.”

Cha Bong Gun terbatuk. Batuk yang dibuat-buat. “Ya, kau jangan pulang. Tugasmu harus kau selesaikan karena malam ini aku punya rencana sendiri. Ada acara reuni SMA, dan untuk urusan itulah aku pulang. Mana mungkin aku datang bersama Yeon Yi.”

Kang Hye Bin tak yakin apakah pernyataan itu menguntungkannya atau justru sebaliknya.

Cha Bong Gun menengok arlojinya. “Sekarang aku mau mandi dan mungkin harus tidur sebentar supaya fresh. Tapi… uh? YEON YI!!! TURUN DARI KASURKU!!!”

Brrrr! Kang Hye Bin gemetaran lagi. Baru sekarang ia sadari mereka berdua telah memporak-porandakan kamar. Dan kamar itu adalah kamarnya Cha Bong Gun.

“Sebaiknya kita pindah ke kamarmu sendiri, Yeon Yi.” Kang Hye Bin menarik tangan Park Yeon Yi dan mengajaknya keluar kamar. Ia menatap sebentar ke arah Cha Bong Gun. “Nanti akn aku bereskan kamar ini seperti semula, Bong Gun. Maaf kalau membuatmu jadi kesal. Mandilah dan selesai mandi, kamarmu siap kau tempati lagi.”

Cha Bong Gun tersenyum lebar. Tulus. “Ya, kalian yang harus bertanggungjawab atas kamar ini.” Cha Bong Gun meraih selembar poster yang terlepas dan tergolek di lantai. “Oh ya! Hye Bin…? Kau bisa masak sesuatu untukku? Sepanjang perjalanan aku menahan lapar. Harus ada yang masuk ke perutku, ini! Biasanya Ibu selalu menyiapkan banyak bahan makanan di kulkas. Apa sajalah. Sup ayam, boleh juga. Favoritku buatan Ibu. Selalu sup ayam yang kurindukan di rumah ini. Mudah-mudahan kau bisa memasak sepintar Ibu.”

Kang Hye Bin melotot tanpa sepengetahuan Cha Bong Gun. Ia buru-buru menarik tangan Park Yeon Yi dan mengajaknya turun ke bawah. Ia menyambar tas plastik berisi pakaiannya yang ada di atas sofa. Di dalam kamar Park Yeon Yi, Kang Hye Bin segera merangkapi celana pendeknya dengan celana panjang. Kang Hye Bin berdiri di depan cermin dengan penuh rasa sesal. Pertama kali bertemu dengan cowok supertampan itu ia berpenampilan seperti gelandangan!

“Kakakmu itu …”

“Tampan, ya?” Park Yeon Yi menukas dengan senyum genit. “Kak Bong Gun belum punya pacar, kok!”

“Bukan begitu, adik kecil! Maksudku, untunglah ia tidak marah karena kamarnya sudah kita rusak seperti itu.”

“Dia anak yang baik, kakak yang very-very nice.”

“Dan apa jadinya, jika dua hari aku tinggal serumah dengan si very-very nice itu? Oh my God! Help me please...” Batin Kang Hye Bin.

“Hye Bin...?” Kepala tampan itu mendadak menyembul dari balik pintu. “Aku sudah lihat isi kulkas. Kau bisa membuat sambal tomat? Yang pedas, yang pas buat menemani sup ayam kita?”

“Iiiiy... iya... iya... beres. Mandilah dulu!”

SAMBAL TOMAT ???!!!

SUP AYAM ???!!!

Ketika sayup-sayup terdengar suara nyanyian Cha Bong Gun dari dalam kamar mandi, Kang Hye Bin segera menghambur ke pesawat telepon. Siapa lagi kalau bukan Ny. Goo Hye Sun-ibunya yang menjadi tumpuan harapannya.

“IBU...!!!”

“Ada apa?” Dari seberang sana Ny. Goo Hye Sun terdengar agak cemas.

“Bu, aku sudah siap membawa pulpen dan catatan. Tolong, diktekan resep untuk membuat sup ayam dan sambal tomat! Aku siap mencatat...”

“Loh? Apa susahnya sup ayam dan sambal tomat? Semua orang bisa masak itu, Hye Bin...!”

“IBU... !!!” Kang Hye Bin menjerit lagi, makin kesal. “DIKTEKAN RESEPNYA SEKARANG JUGA!!!”

Lebih dari lima menit, Kang Hye Bin mendengarkan dan mencatat setiap omongan Ibunya. Keringat bercucuran di pelipisnya.

“Cuma seperti itu? Sudah semua?”

“Ya cuma seperti itu. Memasak bukan pekerjaan yang sulit. Kau saja yang tidak pernah mau masuk dapur dan menganggap bahwa di jaman sekarang bisa memasak bukanlah kewajiban seorang perempuan lagi.”

Kang Hye Bin tak ingin berdebat. Waktunya tak cukup untuk itu. Ia sudah hampir beranjak membuka kulkas ketika tiba-tiba teringat sesuatu. Ia berbalik dan buru-buru memijit tombol redial di telepon.

“IBU ...?!!!”

“Apa lagi? Kau kemasukan setan penunggu rumahnya Tn. Dong Seo Woo, ya?” Suara Ny. Goo Hye Sun terdengar kesal.

“Ibu, bagaimana caranya memasang bed cover?”

Beberapa detik berlalu tanpa jawaban. Kang Hye Bin makin keringatan.




TAMAT
Copyright Sweety Qliquers
www.rainlovers86.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar