Meski kondisinya mulai membaik, sikap Min-joo terhadap Eun-seok berubah. Rupanya, pria yang sudah mulai belajar berjalan itu sadar kalau dirinya jadi penghambat, dan berulang kali bersikap kasar sambil menyuruh gadis itu pergi.
Eun-seok sendiri kebingungan oleh perubahan sikap Min-joo, bahkan berulang kali ia terluka akibat pecahan kaca. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Bok-gu sempat berniat untuk mengunjungi sang kakak. Namun, niat tersebut diurungkan dan ia hanya terpaku di pintu depan.
Ia tidak tahu bahwa didalam, Eun-seok terluka (lagi) oleh benda-benda yang dilemparkan oleh Min-joo. Beruntung, kebetulan Joon-seong melintas. Marah karena menganggap Bok-gu sengaja menyiksa diri, ia mendatangi sang mantan pengawal dan memukulnya.
Begitu tahu kondisi Eun-seok, Bok-gu langsung memacu motornya dan setelah bertemu Min-joo, melihat dengan mata kepala sendiri kondisi wanita yang dicintainya itu yang sangat mengenaskan. Saat berjalan pulang, terbukti betapa besar cinta pria itu ketika dirinya memeluk Eun-seok yang nyaris ditabrak mobil.
Di rumah, Min-joo yang kondisi mentalnya semakin tidak stabil tidak kuasa menahan air mata. Dengan suara yang begitu sedih, ia meminta Bok-gu untuk tidak lagi meninggalkannya. Kondisi itu sudah tentu sangat berat bagi Da-jeong, yang kembali harus menerima kenyataan bahwa Bok-gu tidak mencintainya.
Menepati janjinya, Bok-gu merawat Min-joo dengan baik hingga sang kakak tidak berhenti tersenyum sepanjang hari. Setelah semuanya selesai, pria itu memutuskan pulang karena tahu masih ada Da-jeong yang menantinya di rumah.
Namun saat tiba, ia melihat Da-jeong sedang membersihkan sepatu miliknya sambil bergumam. Perasaan gadis itu kembali dibuat tidak keruan ketika Bok-gu kembali bersikap manis, dan meminta untuk menemaninya tidur bersama seperti yang dilakukan Eun-seok terhadap Min-joo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar