![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYRhqsvBKTOZFa-Gy17JqTLWKWvt8ImxWCn_IhzQurF-jUohnlKLEe4PmxVZneoR8DriWEIq0YoPp_z9JNrrpq2HQrbKTvM7CxhsnO_n3kyhi1Et2pdHqcUULumbDpvjUNgZUg9nexCZQ/s400/Sassy+Girl+Chun+Hyang+18.jpg)
Didepan teman-temannya, Chun-hyang masih tetap membela Hak-do dan sempat trenyuh melihat Mong-ryong masih menyimpan gantungan pemberiannya. Teringat pada ancaman Hak-do, Chun-hyang meninggalkan ketiganya dan kembali kerumah. Saat pulang, ternyata Hak-do telah menunggunya.
Mong-ryong yang menyusul menunggu didalam kamar Chun-hyang, dan dari laci gadis itu, ia mendapatkan sejumlah barang yang membuktikan bahwa Chun-hyang sama sekali tidak pernah melupakan dirinya. Chun-hyang yang muncul bersama Hak-do kaget melihat Mong-ryong, usaha gadis itu untuk berpura-pura sudah percuma karena sang kekasih telah mengetahui segalanya.
Sadar ada sesuatu yang tidak beres, Hak-do memerintahkan asistennya untuk menyelidiki perusahaan yang ingin mengajaknya kerja sama. Mendengar Mong-ryong sedang melakukan investigasi yang bisa berhubungan dengan Hak-do, Chun-hyang memutuskan pergi ke Seoul dan membujuk pria itu karena ia tidak ingin Mong-ryong celaka.
Menginap dirumah Dan-hee, Chun-hyang menemui Hak-do, yang telah menolak tawaran kerja sama, dan meminta maaf atas semua yang terjadi. Mong-ryong sendiri dicegat ditengah jalan, namun dasar keras kepala, pria berprofesi jaksa itu ngotot ingin meneruskan penyelidikan.
Ia tidak sadar kalau musuhnya telah mempunyai senjata rahasia : rekaman saat Mong-ryong dituduh melakukan pemerkosaan. Semua itu didapat dari asisten Hak-do yang membelot, ajuhssi itu akhirnya sadar kalau dirinya telah dikhianati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar