![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGbGTH41iit-z6bkhSUkWn74nriBG-p40wC-yDQt38MVe4YHYd36JijBtPdOzmy2fzo7gO0Y52hiq6YwtCVKL1eGNcxDRQLYoGVTkC7lIrFs9y-XtFqORxE-QnDw25SmG8QVZpixp9N2M/s400/Coffee+Prince+15.jpg)
Demi membuktikan diri supaya tidak kalah dengan Han-gyeol, Eun-chan belajar mati-matian tentang tata cara pembuatan kopi. Han-gyeol yang melihatnya sudah tentu sebal setengah mati, karena saat serius Eun-chan tidak memperdulikan dirinya.
Pertengkaran kecil pertama dua sejoli itu pecah saat Eun-chan tetap ngotot ingin membayar uang yang dipinjamnya dari Han-gyeol saat keduanya baru pertama kali berkenalan. Ditinggal pergi begitu saja dengan ponsel dimatikan, sudah tentu Han-gyeol kelabakan. Untungnya, semua itu dilakukan Eun-chan hanya untuk membuat pria itu penasaran.
Setelah sempat berbicara dengan Han-gyeol, dan melihat foto putra salah seorang sahabatnya, keinginan Han-seong untuk menghabiskan hidupnya bersama Yoo-joo semakin kuat. Siapa sangka dalam sebuah kesempatan, perempuan yang dicintainya itu malah melakukan hal yang tak terduga : berlutut, kemudian membuka kotak berisi sepasang cincin sambil menyematkannya ke jari Han-seong, yang langsung kehabisan kata-kata karena telah dilamar.
Sambil memegang tangan Han-seong, Yoo-joo mengakui kalau dirinya adalah sosok yang susah diatur dan kerap membuat pria yang dicintainya itu resah. Namun, ia juga menyadari bahwa ingin hidup sebagai sebuah keluarga bersama Han-seong dan akan berusaha menggaet simpati keluarga sang pasangan. Keruan saja, ucapan itu membuat Han-seong semakin berseri-seri dan langsung mendekap Yoo-joo dengan erat.
Begitu mendengar kabar gembira tersebut, Han-gyeol menceritakannya pada Eun-chan, yang wajahnya langsung berseri-seri. Sambil bertukar pikiran, keduanya mulai membayangkan bagaimana rasanya hidup berkeluarga. Keruan saja, pikiran tersebut (dan keterbukaan) membuat Eun-chan dan Han-gyeol semakin lengket.
Bahkan saat menemani Han-seong dan Yoo-joo menjajal gaun pengantin, yang terbayang Han-gyeol adalah Eun-chan dengan gaun berwarna putih yang membuatnya terlihat begitu cantik. Sedikit ragu-ragu saat mengutarakan ingin menikah, Han-gyeol terperanjat setengah mati ketika Eun-chan mengiyakan proposalnya (yang lebih terlihat seperti pertanyaan).
Keinginannya untuk mendapat persetujuan dari sang nenek semakin kuat terutama ketika seluruh keluarga berkumpul untuk mendengar rencana pernikahan Han-seong dan Yoo-joo. Yang membuat Han-gyeol lebih optimis adalah karena sang ayah dan ibu sudah mendukung hubungannya. Sayang, hal itu tetap membuat neneknya bergeming.
Melihat dukungan yang cukup besar, Han-gyeol mulai mempersiapkan rencananya dengan membeli sebuah cincin. Dasar apes, cincin itu sempat tidak muat di jari Eun-chan saat dipakaikan ketika keduanya berada di acara pernikahan Han-seong dan Yoo-joo. Dengan gugup, pria itu akhirnya memberanikan diri melamar Eun-chan, yang langsung diiyakan.
Sayang kebahagiaan itu tidak bertahan lama, karena Eun-chan ternyata ingin pernikahan tersebut digelar 4-5 tahun mendatang karena selain ingin bisa mandiri, iamasih harus membiayai ibu dan adiknya Eun-sae. Bisa ditebak, ucapan itu dianggap sebagai penolakan oleh Han-gyeol sehingga keduanya terlibat adu mulut sengit.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh69gkHQfIuviREC2gGVp_EMP5HVfNuFYq8mplHa2JfYgk-D1b80zdyM0bYreGEBVkTyjSJXZtzG_FpAn9JD3Ng4F9mj_WL8e7nb-0IlbTZ-7RuZ-fbv1ZGU-kOtwxL0pmCmVkQSRCaOVw/s400/Coffee+Prince+15-1.jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar