
Ketika pintu dibuka, ternyata yang datang adalah ibu dan nenek Young-jae, yang memarahinya sebelum kemudian meminta Ji-eun dan suaminya pindah kerumah orang tua pria itu. Dikantor agensi, Young-jae kelabakan ketika sang manajer menduganya rindu pada sang istri. Ia berusaha berkelit dengan mengatai Ji-eun, namun hatinya sendiri sebenarnya gelisah.
Telepon dari Ji-eun berhasil ‘membujuk’ Young-jae pulang ke rumah, ia terkejut mendengar desakan sang ibu dan nenek. Keduanya memutuskan untuk maju ke medan perang alias menemui keluarga Young-jae, namun saat hendak berangkat, nyaris saja terjadi hal fatal : Ji-eun lupa mengenakan cincin kawinnya.
Setelah menghaturkan hormat (kali ini Ji-eun melakukannya dengan benar!!), Young-jae mengutarakan alasannya enggan untuk kembali yaitu karena ketidakcocokan dengan sang ayah. Ketika ditanya soal hadiah, Ji-eun yang tidak enak hati karena datang tanpa membawa apa-apa berusaha menghibur nenek Young-jae dengan menyanyi dan menari, namun tingkahnya malah membuat semuanya bengong.
Dari belakang, ayah Young-jae yang baru muncul tertegun sebelum memberikan tepuk tangan. Saat perjalanan pulang didalam mobil, Young-jae sambil tersenyum-senyum menyindir tingkah Ji-eun yang mukanya merah-padam menahan malu. untuk menenangkan hati gadis itu, Young-jae membelikannya es krim dan mengajak bermain di taman.
Saat tiba dirumah, Ji-eun yang kelelahan tertidur saat menulis novel. Paginya Young-jae berusaha menyelimuti gadis itu, namun selimut yang dipegang buru-buru dibuang ketika Ji-eun menggeliat bangun. Setelah membereskan pekerjaan rumah atas desakan ’suami’, Ji-eun buru-buru berangkat untuk menemui Min-hyuk. Dasar apes, hadiah pemberian Young-jae malah tercecer di kereta.
Ketika bertemu, Min-hyuk yang tidak puas dengan hasil karangan Ji-eun meminta gadis itu untuk menulis cerita yang lebih baik. Mendengar ada barang yang hilang, pria itu menawarkan diri untuk mencari pengganti. Meski ketemu, namun Ji-eun tetap sedih dan tidak bisa menyembunyikan kejadian itu dari Young-jae saat keduanya bertemu.
Young-jae sempat marah dan berkata ketus, namun belakangan pemuda itu menyesal terutama melihat ekspresi wajah Ji-eun yang sedih (ditambah permintaan maaf gadis itu yang diucapkan dengan pelan). Ia langsung mengajak Ji-eun untuk mencari hadiah pengganti, sambil tidak lupa mengancam supaya barang itu tidak hilang lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar